Setelah itu, pujian kepada Irrfan makin banyak ketika dua film lain yang dibintanginya, Slumdog Millionaire (2008) dan Life of Pi (2012), memenangkan beberapa penghargaan Oscar.
Perambahan Irrfan ke Hollywood makin kentara setelah muncul sebagai peran pendukung dalam film-film “besar” seperti The Amazing Spider-Man (2012), Jurassic World (2015), dan Inferno (2016).
Hollywood di mata Irrfan adalah kesempatan bekerja dengan sutradara besar tapi Bollywood tetaplah rumahnya. “Saya tumbuh di film-film [Bollywood] dan selalu ingin menjadi bagian dari film-film itu.”
Film-film Bollywood juga yang membentuk romansa masa kecilnya yang terus dibawa hingga sekarang. “Bollywood memberi saya kesempatan untuk menjalani romansa itu, setidaknya dalam cerita.”
Tumbuh dari Teater
Irrfan lahir dari keluarga muslim leluhur Pathan (Pasthun) yang mengelola bisnis ban di Jaipur. Keluarganya tergolong kelas menengah.
Dia menghabiskan masa kecilnya dengan bermain kriket dan berburu bersama sang ayah.
Minat beraktingnya tumbuh akibat pengaruh dari pamannya, seorang seniman teater. Dia sempat ikut dalam beberapa pementasan.
Pada usia 18 tahun, ayahnya meninggal dunia. Ibunya berharap Irrfan akan melanjutkan bisnis ban keluarga di Jaipur, ibu kota Rajasthan.
Namun, Irrfan punya rencana lain. Dia memilih drama sebagai jalan hidup selanjutnya. Pada 1984, ia mendapatkan beasiswa di National School of Drama atau NSD di New Delhi untuk belajar akting.
Ketika di NSD inilah, Irffan mulai tampil di layar kaca India. Begitu lulus pada 1987, Mira Nair menawarkannya bermain dalam Salaam Bombay.
Maret 2018, Irffan diberi tahu kalau ia mengidap tumor neuroendokrin langka. Pada 2019, ketika ia mulai merekam Angrezi Medium, tampaknya Irffan telah pulih dari penyakit tersebut.
Angrezi Medium adalah sekuel dari Hindi Medium. Angrezi Medium dirilis tak lama sebelum India menerapkan lockdown, Maret lalu. Namun Irrfan tidak ikut serta dalam promosinya.
Selamat jalan Mr Champak
🙁