Pertengahan Januari 2023 lalu, Microsoft mengumumkan stop jualan Windows 10 dan mengajak penggunanya segera hijrah ke Windows 11.
For your info a.k.a FYI, stop jualan bukan berarti Microsoft sudah totally menyuntik mati Windows 10 seperti yang terjadi pada abangnya Windows 7. Microsoft hanya tidak lagi menjual lisensi Windows 10 ke corporate. Tapi, mereka akan tetap memperbaharui Windows 10 dari bug dengan rilis update hingga tahun 2025.
Hmmm … spesifikasi laptop bututku cuma mentok di Windows 7. Sekarang, disuruh hijrah ke Windows 11, untuk install Windows 10 saja, si laptop butut dijamin tidak lolos persyaratan minimum.
Eits, jangan berkecil hati kawan. Dunia IT ini setali tiga simpul dengan Pegadaian, setiap masalah selalu ada solusinya, pakai saja Tiny10 atau Tiny11.
Apaan, tu, Tiny10 dan Tiny11? Distro baru Linux dengan tampilan Windows 11?
Yang pasti bukan OS Linux. Tiny10 dan Tiny11 adalah sistem operasi Microsoft Windows yang sudah disesuaikan. Istilah anak-anak IT, Tiny11 ini OS Windows 11 Pro 22H2 versi modifikasi hasil kreasi NTDEV. Kalau kamu familiar sama istilah ‘crack’, lebih kurang sama.
Di bulan Februari 2023, Tiny11 lagi hype di kalangan geeker tech IT. Tiny11 yang diibaratkan ‘kopi tubruk’ racikan ‘barista’ NTDEV, mendapatkan respon positif setelah para geeker berhasil masuk ke desktop Windows 11 Pro tampa ada kendala crash system.
Ditambah lagi, cita rasa asli Windows 11 masih ‘gurih’. Tak ada yang berubah, bersih dan clean tampa ada ‘topping’ aplikasi bloatware seperti Window Media Player, Cortana, bahkan peramban bawaan Microsoft Edge juga dihilangkan.
Tak mau ketinggalan, saya sendiri coba tes install langsung ke SSD baru dari Techbyte begitu paket tiba menjelang malam. Hasilnya, sangat luar biasa, komputer jadul hasil rakitan dari lelesan part butut, bisa boot Windows 11 dengan mulus secepat kilat. Bahkan, ini kelebihan hasil modifikasi NTDEV, bisa auto update Windows pula.
Kerennya lagi, setelah berhasil install Windows 11 pro versi mod Tiny 11, kita tidak perlu memasang driver satu per satu. Semua driver bisa auto update dan bekerja mulus, baik USB WiFi, USB Bluetooth dan VGA R7 tampa ada yang ngambek minta install driver bawaan pabrik.
Selain cita rasa windows 11 yang makin aduhai, desain UI/UX yang minimalis, modern dan futuristik—jendela aplikasi sudah rounded corner, sudut tidak lagi tajam petak-petak—tidak membikin mata bosan. Berkat Tiny11-nya NTDEV bisa berjalan di perangkat jadul, keyakinan saya selama 11 tahun pada macOS mulai goyang. Apa kita ‘murtad’ balik ke OS Windows? Biar waktu yang menjawab, (Cerita itu akan berlanjut pada tulisan berikutnya.)
Yang mengejutkan, sosok di balik NTDEV yang berhasil me-repack ulang Windows 11 pro 22H2 tampa bloatware, ternyata seorang anak yang masih duduk di bangku SMA. Soal keakuratannya, sila baca profile blog pribadinya di ntdotdev.wordpress.com, siapa tau itu hanya gimiz atau malah hacker Rusia. Kalau kita kepoin lebih lanjut di channel Youtube NTDEV, nada suara NTDEV jelas Indian guy.
Kembali lagi ke topik prasyarat install Windows 11 pada perangkat komputer.
Di atas kertas, system requirements minimal untuk install OS Windows 11 tidak memerlukan hardware kelas sultan. Dari laman resmi Microsoft, syarat spesifikasi perangkat keras laptop, minimal pernah jalan Windows 10, dijamin udah bisa ‘senggol bacok’ ke Windows 11.
Minimum perangkat keras Windows 11:
- Processor 1Ghz 64bit
- RAM 4 Gb
- Storage (HDD/SSD) 60Gb
- Firmware UEFI
- TPM modul 2.0
- VGA directx support 12 / WDDM 2.0
- Resolusi layar (728)
- Koneksi internet.
Dari listing di atas, syarat install Windows 11 itu tidak musti harus punya spek PC game. Memang, sih, di awal-awal rilis Windows 11 pada 2021 lalu, Microsoft mematok prasyarat install Windows 11 mentok di processor Intel Gen 8 (rilis 2017), untuk procie AMD Ryzen 2000 (rilis 2017). Di tengah jalan, Microsoft menurunkan lagi prasyarat upgrade ke Windows 11, ke perangkat yang lebih lama.
Besar kemungkinan, informasi di awal rilis hanya untuk menyenangkan vendor perangkat keras seperti Intel, AMD dan produsen motherboard (mobo) lainnya, biar produk baru tersebut laku. Seiring berjalan waktu, prasyarat diubah demi menyenangkan user low bujet, agar supaya Windows tetap mendominasi sistem operasi komputer di dunia fana ini.
Tapi, kalau kita mau bedah sedikit, sebetulnya yang menjadi batu sandungan upgrade ke Windows 11 bukan soal generasi processor, tapi prasyarat chip TPM yang wajib ada di motherboard.
Apa itu Chip TPM?
Chip TPM singkatan dari Trusted Platform Module yang berfungsi membuat dan menyimpan kunci enkripsi. Kunci enkripsi ini disimpan dalam modul chip TPM, sehingga lebih aman dari ancaman peretas daripada disimpan di dalam storage HDD yang rawan dicuri.
“TPM telah ada selama lebih dari 20 tahun, dan telah menjadi bagian dari PC sejak 2005. TPM versi 2.0 kemudian rilis pada tahun 2016 dan telah menjadi standar baru PC,” begitu kata Microsoft.
Merujuk dari data daftar motherboard yang support Windows 11, rata-rata vendor mainboard mulai menanam chip TPM ke mobo produksi mereka mulai dari mainboard chipset 200/300 Intel series dan AMD di chipset 300 series. Kalau dilihat dari tanggal lahir, chipset Intel 200 series dan AMD 300 series, sama-sama rilis pada 2017.
Sudah kebayang, kan, laptop atau PC produksi tahun rendah 2017 ke bawah tidak memungkinkan install ulang ke Windows 11!
Tapi, sekali lagi saya tegaskan, selalu ada solusi di dunia IT. Kalau Bree baca ulang, Microsoft tidak menyebut secara pasti batas minimal processor Intel mentok di generasi 8, tapi batas minimal otak komputer 1 Ghz, dan daya ingat memori 4 Ghz. Jadi, laptop atau PC yang diproduksi tahun 2010 pun masih bisa menjalankan sistem Windows 11.
Bagaimana dengan prasyarat modul TPM?
Sistem enkripsi data juga bukan sesuatu yang wajib. User boleh melewati bagian secure boot dari fitur TMP 2.0. Itulah yang dilakukan NTDEV, me-repack ulang paket instalasi OS Windows, dengan mem-bypass prasyarat TPM 2.0 dan RAM 4GB, serta menghilangkan semua app bloatware yang tidak diperlukan.
Aplikasi yang dipertahankan hanya yang penting-penting saja, seperti fitur Accessibility, Calculator, Camera, Snipping Tool, Windows Terminal dan PowerShell, sehingga file instalasi susut menjadi 3 Gb. Maka tak heran, Windows 11 build Tiny11 bisa berjalan di laptop jadul dengan memori 2GB, space storage minimal 8 Gb.
Bagaimana dengan perlindungan data standar terbaru dari fitur enkripsi TPM 2.0?
Ya, tentu tidak ada proteksi sistem dengan fitur tersebut, risiko ada di tangan user. Dengan memasang Tiny11 atau Tiny10 berarti Bree setuju bila terjadi kebobolan sistem, tidak bisa menuntut NTDEV.
Tapi jangan kuatir. Sejauh ini, yang sudah pakai Tiny11 aman-aman saja. Saya sendiri belum mengalami kegagalan sistem atau error black screen yang muncul selama masa pemakaian sehari selama 10 hari terakhir. Loading sistem Windows juga menjadi cepat dan ringan ketimbang yang keluaran pabrik.
Terkait kerentanan data dan ancaman peretas, nggak usah mikir berlebihan. Peretas sekelas Bjorka tidak akan buang-buang waktu meretas dekstop pribadi. Peretas sekarang lebih suka mencuri big data yang dikoleksi pemerintah, corporate atau aplikasi pihak ketiga yang disimpan pada satu server. Sekali bobol dapat banyak.
Peretas yang menyusup ke satu dua data pribadi, buat susah, nggak ada harganya, kecuali kamu pejabat tinggi negara atau perusahaan swasta. Peretas yang menyerang komputer pribadi, biasanya melepas trojan atau malware seperti ransomware, ini yang patut diwaspadai. Namun, selama Bree hati-hati mengakses internet, tidak nyelam lebih dalam di lautan dark web, ancaman Ransomware akan terhindar dengan sendirinya.
Bagaimana dengan keamanan file ISO instalasi Tiny11 itu sendiri? Jangan-jangan sudah disuntik malware atau aplikasi mata-mata China?
NTDEV sebagai modder Tiny11 dari Windows 11 Pro 22H2 sudah menjawab pertanyaan itu di laman Twitter-nya. Ia mengakui bahwa file Image Tiny11 bebas dari tautan program eksternal manapun. Tiny11 bebas malware dan sangat aman digunakan oleh user ‘kere hore’ yang masih gagal move on dari PC jadul.
Tertarik mencoba Windows 11 di laptop jadul dengan citarasa Tiny11? Berikut tata cara instalasi dan persiapan bahan apa saja yang perlu dipersiapkan.
- Download file ISO Tiny11 dari link deskripsi vidoe YouTube NTDEV.
- USB FlashDisk min 16 Ghz. (Biar cepat, disarankan pakai USB 3.0).
- App Rufus versi 3.15 (gratis).
Khususan untuk Rufus, wajib pakai yang versi 3.15. Saya dua kali mencoba create USB bootabale via Rufus terbaru 3.19, hasilnya gagal. Entah karena fitur baru Rufus 3.19 menampilkan boks dialog kustomisasi instalasi Windows 11, sehingga proses USB bootable Tiny11 gagal finish.
Di Rufus, pada pilihan ‘Partition Scheme’ pilih MBR bila mainboard Laptop masih menggunakan BIOS Legacy. Pilih GPT kalau BIOS mobo laptop sudah menggunakan firmware UEFI yang berwarna-warni plus bisa jalan mouse.
Catatan Tambahan:
Pada tahap terakhir proses instalasi Windows 11, terutama pada bagian ‘Choose privacy setting for your decive’ sebagian orang akan mematikan semua opsi tersebut. Saran saya biarkan saja setting itu pada pilihan default, terutama pada opsi data telemetri. Pengalaman saya menonaktifkan opsi send data telemetri ke Microsoft menyebabkan beberapa aplikasi yang di-install melalui Windows Store mengalami kegagalan.
Khusus aplikasi yang gagal di-install melalui Windows Store seperti VS Code dan CapCut desktop, perlu diketahui keduanya mewajibkan user dilacak aktivitasnya melalui fitur telemetri. Tapi jangan kuatir, VS Code dan CapCut masih bisa di-install seperti biasa dengan mengunduh file installer-nya di website remi.
FAQ:
Apakah ada alternatif lain Install Windows 11 di laptop jadul tampa ISO Tiny11?
Bisa, setelah melihat fitur baru Rufus 3.19 menyediakan opsi untuk melakukan bypass TPM 2.0 for secure Boot, Remove requirment for 4Gb+RAM dan 64Gb+disk, sangat memungkinkan untuk menginstall Windows 11 di perangkat non TPM module 2.0.
Bersambung ke tulisan, Sekarang OS Windows sudah ‘gratis’, Microsoft secara resmi kasi SN dan cara mengaktivasi Windows secara legal.
Diperbarui pada ( 2 Maret 2023 )
2 thoughts on “Gurihnya Citarasa Windows 11 edisi Tiny11 di Laptop Jadul”