Ketika lockdown diterapkan, dia harus mengembalikan becak tersebut kepada majikannya.
Tanpa pekerjaan, uang, dan makanan, Mohan menjual benda-benda miliknya yang tersisa. Uang yang terkumpul dipakai membeli sepeda jengki.
Dengan sepeda warna pink itulah, Jyoti membonceng ayahnya, mengayuh sendiri selama tujuh hari, menuju kampung halaman mereka di negara bagian Bihar, yang letaknya dekat Nepal.
“Jyoti bersepeda selama berjam-jam bahkan di malam hari,” ujar Mohan.
Jyoti tidak perlu sepatu sepeda yang mahal. Tak butuh sarung tangan, baju khusus, atau aksesoris hedon lainnya ala pesepeda yang diklaim ‘safety’.
Dia hanya mengenakan sari. Di kakinya melekat sandal. Tanpa sarung tangan. Padahal, sepeda itu dikayuhnya dalam cuaca musim panas yang terik.
Bayangkan bagaimana tangguhnya anak ini. Makan apa, ya, Si Jyoti ini?
Tak salah kata pepatah, alah bisa karena biasa. Di kampungnya, Jyoti saban hari bersepeda sejauh lima kilometer untuk mencapai sekolah.
Mungkin inilah yang menyebabkan otot-ototnya mampu mengayuh pedal dalam jarak yang biasa ditempuh para turis pesepeda alias bikepacker maupun pebalap.
Setelah kejadian ini, federasi sepeda India akan mengundang Jyoti untuk mengikuti seleksi bulan depan.
Bila ia lolos, siswa kelas tiga SMP itu akan dipilih sebagai peserta pelatihan di akademi sepeda nasional.
“Dia pasti memiliki sesuatu di dalam dirinya. Saya pikir bersepeda lebih dari 1.263 kilometer bukanlah hal yang biasa. Dia harus memiliki kekuatan dan ketahanan fisik. Kami ingin mengujinya,” ujar Ketua Federasi Bersepeda India Onkar Singh.
Dipuji ‘First Lady’ Amerika
Tak hanya Onkar Singh, Ivanka Trump anaknya Donal Trump pun kepincut dengan aksi Jyoti Kumari yang mengayuh sepeda 1.263 kilometer.
Diperbarui pada ( 21 Maret 2024 )