
I’m Still Here — Chapter 12
Dahulu juga kami mengadakan selamatan dan ternyata—“ Tante Hanum terdiam. Parasnya seperti mengingat-ingat. Sehelai ekspresi getir turun menyelubungi wajahnya.
Dahulu juga kami mengadakan selamatan dan ternyata—“ Tante Hanum terdiam. Parasnya seperti mengingat-ingat. Sehelai ekspresi getir turun menyelubungi wajahnya.
Di dalam dada beliaw, kayaknya paru-paru sudah lama menyerah dan angkat tangan. Paru-parunya sudah tak peduli apakah yang masuk itu asap rokok atau asap lainnya.
“Biar sajalah hantunya di situ. Mereka kan punya alam lain. Kita punya alam kita sendiri juga.”
Media sosial seolah menjelma ruang sidang tanpa sekat. Siapa pun dapat menjadi hakim.
Perlahan, perlahan sekali, sosok itu mendongak, menatap Nada, dengan ceruk mata yang sangat cekung hingga nampak gelap belaka.
Di sisi lain, Nada belum pernah bercerita pada siapa pun tentang hal-hal aneh yang dialaminya di rumah itu. Termasuk pada Eri.
Ini bukan kali pertama Breedie menerima sedekah tulisan yang berbau plagiat atau sudah tayang di blog lain.
Badan Nada menegang. Seperti membeku kaku. Punggungnya serasa mengkerut. Kulit kepalanya bagai dirayapi ribuan semut api.
Jadi, BSI, sebaiknya sampai di sini saja hubungan kita, ya. Ketimbang saya malu seumur hidup menceritakan hal ini kepada Mamak dan anggota keluarga yang lain.
Bodoh, Nada memaki dirinya sendiri. Seharusnya jangan mencoba berkomunikasi. Bagaimana kalau itu membuat mereka marah—atau sebaliknya, semakin betah?
"Fotografi adalah suara kecil, tetapi kadang-kadang satu foto, atau sekelompok dari mereka, dapat memikat kesadaran kita".
Artikel berikutnya terasa lebih relevan. “Screaming spirits”. Arwah yang menjerit. Nah!
Sebagai OB, pelamar mesti mempersiapkan fisik dan psikis, of course, untuk mengatasi rasa takut akan ketinggian.