Swedia Terapkan Strategi Berbeda Halau Corona

Dua hari setelah Spanyol memberlakukan lockdown nasional, Swedia mendorong warganya mencuci tangan dan tinggal di rumah jika sakit.

Bandara Arlanda Stockholm. Foto: The Local/Fredrik Sandberg/TT

BNOW ~ Ketika sebagian besar negara Eropa melakukan lockdown dan memberlakukan pembatasan gerak serta hukuman bagi pelanggar untuk menghindari penyebaran virus corona, hal berbeda terjadi di Swedia.

Dilansir CNN, restoran dan bar masih buka di negara Nordik tersebut. Begitu juga dengan taman bermain dan sekolah belum diliburkan.

Untuk membendung penyebaran corona, pemerintah hanya mengandalkan aksi para sukarelawan.

Hal itu mengundang perhatian Presiden Amerika Serikat Donal Trump. Selasa pekan lalu, Trump menyebut “Penderitaan Swedia sangat-sangat buruk”. “Swedia melakukan itu, kawanan, mereka menyebutnya kawanan.”

Kawanan yang dimaksud Trump adalah herd immunity atau imunitas kawanan. Ini metode penanggulangan virus dengan cara membiarkan suatu populasi tertentu terinfeksi sambil melindungi yang rentan, sehingga nanti akan muncul kekebalan.

Namun, pemerintah Swedia yakin kebijakannya dapat berjalan tepat. Menteri Luar Negeri Ann Linde mengatakan Trump salah jika menyebut Swedia mengikuti teori imunitas kawanan.

Bergantung Pada Pribadi

Strategi Swedia, kata Linde, “Tidak ada lockdown dan kami sangat bergantung pada orang yang mengambil tanggung jawab sendiri.”

Ahli epidemiologi Anders Tegnell ikut membantah kritik Trump bahwa Swedia berkinerja buruk.

“Saya pikir Swedia baik-baik saja. Ini memperoleh hasil yang berkualitas dengan cara yang sama selalu dilakukan. Sejauh ini perawatan kesehatan Swedia menangani pandemi ini dengan cara yang fantastis.”

Menurut data Universitas Johns Hopkins, hingga 9 April Swedia memiliki 9.141 kasus virus Covid-19 dan 793 kematian.

Dua hari setelah Spanyol memberlakukan lockdown nasional pada 14 Maret, Swedia mendorong warganya mencuci tangan dan tinggal di rumah jika sakit.

Pada 19 Maret dilansir dari The Local, Swedia telah menghentikan perjalanan internasional ke negara itu menyusul keputusan Uni Eropa terkait wabah coronavirus.

Larangan masuk mulai berlaku pada 19 Maret dan akan berlaku setidaknya selama 30 hari. Warga negara dan penduduk Swedia masih akan dapat kembali ke Swedia.

Begitu juga mereka yang memiliki alasan penting untuk bepergian ke Swedia, seperti diplomat, pencari suaka, staf kesehatan, dan pekerja pengangkut barang.

Pada 24 Maret, aturan baru diperkenalkan untuk menghindari kerumunan di restoran. Namun, sekolah dasar dan menengah tetap berjalan seperti biasa. Pertemuan hingga 50 orang pun masih diizinkan.

Tegnell membela keputusan untuk menjaga sekolah tetap terbuka. Dia mengatakan jika sekolah ditutup akan berdampak besar bagi perawatan kesehatan karena banyak orang tidak bisa pergi bekerja.

“Banyak anak-anak menderita ketika mereka tidak bisa pergi ke sekolah.”

Facebook Komentar

4 thoughts on “Swedia Terapkan Strategi Berbeda Halau Corona

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *