BNOW ~ Sejumlah media Israel akhir pekan ini gencar memberitakan pertemuan perdana menteri mereka, Benyamin Netanyahu dengan Putra Makhota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MBS).
Netanyahu diberitakan terbang dari Israel ke Arab Saudi untuk mengikuti pertemuan rahasia dengan MBS, yang dijadwalkan pada Ahad malam waktu setempat, 22 November 2020.
Kunjungan Netanyahu pertama kali dilaporkan oleh Radio Angkatan Darat dan radio publik Kan di Israel.
Kedua radio ini mengutip pejabat tak dikenal yang mengatakan Netanyahu terbang ke Neom.
Neom adalah kota futuristik yang direncanakan Pangeran MBS di tepi Laut Merah, barat laut Arab Saudi.
Bersama Netanyahu ikut juga Yossi Cohen, kepala agen mata-mata Mossad.
Laporan tersebut tidak merinci apa yang dibicarakan Netanyahu saat bertemu dengan Pangeran Saudi. Namun, kedua pemimpin sempat membahas Iran, yang dianggap ancaman utama oleh kedua negara.
Sementara itu, Harian Israel Haaretz memuat data pelacakan penerbangan sebuah jet pribadi yang melakukan perjalanan singkat dari Tel Aviv ke Neom.
Situs web pelacakan penerbangan FlightRadar memperlihatkan jejak jet tersebut yang kembali ke Israel setelah dua jam di darat. Jet mendarat kembali di Tel Aviv sekitar setengah jam lewat tengah malam.
Jet itu, tulis Haaretz, pesawat pribadi yang digunakan Netanyahu dalam beberapa kali lawatannya menemui Presiden Rusia Vladimir Putin.
Jika benar-benar terjadi, itu akan menjadi pertemuan pertama kali antara kedua negara, yang diketahui publik.
Seorang anggota kabinet Netanyahu dari Partai Likud menyebutnya sebagai “pencapaian luar biasa”.
Saudi Membantah Pertemuan
Namun, Menteri Luar Negeri Arab Saudi membantah Netanyahu bertemu dengan Pangeran Saudi.
“Tidak ada pertemuan,” tulis Menlu Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dalam pesan tertulis, Senin.
Dia mengatakan MBS hanya hanya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, yang sedang menyelesaikan tur tujuh negara.
Pangeran Faisal mengatakan dia menemani Pompeo selama kunjungannya ke Arab Saudi. Selama kunjungan itu, kata dia, yang hadir hanyalah pejabat Saudi dan Amerika.
Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik formal. Saudi sejauh ini juga menolak normalisasi hubungan dengan Israel sebelum negara Palestina berdiri.
Namun bulan lalu, Saudi telah mengizinkan maskapai penerbangan Israel terbang melewati wilayah udaranya dengan tujuan ke Teluk dan Asia.
Pembukaan wilayah untuk penerbangan komersial itu dilakukan atas permintaan maskapai Emirates.
Hingga kini, sebagian besar negara Arab masih memblokir penerbangan semacam itu sebagai bentuk sikap boikot mereka terhadap negara Yahudi.