Menjenguk Makam Ratna Wangsa, Arsitek Kesultanan Aceh

Literatur yang menyebut soal Ratna Wangsa bisa dikatakan sedikit. Meskipun, kata Teungku Banta, dia berperan penting dalam pembangunan Masjid Po Teupeumereuehom.

makam ratna wangsa. zian-ceritapidie.com

Dataran penuh semak itu berada di tengah persawahan Busu, Kecamatan Mutiara, Pidie. Padi-padi yang menguning di sekitarnya membuat dataran itu mirip pulau kecil. Ada jalan setapak mengitari dataran yang jika diikuti akan tiba ke sebuah makam kuno. Makam tersebut berada di balik belukar.

Saat tim Cerita Pidie menyambangi tempat itu pada 19 Januari 2017, kondisi makam tak terawat. Nisannya telah patah. Begitu juga dengan makamnya, patah terbagi dua. Makam itu adalah peristirahatan terakhir Ratna Wangsa; seorang utoh atau arsitek pada masa Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam (1618 Masehi).

Tengku Banta, penjaga Masjid Po Tepeumereuhom yang berada tak jauh makam tersebut, mengatakan Ratwa Wangsa meninggal dunia karena terserang penyakit. Saat itu, Sultan Iskandar Muda melakukan perjalanan dengan menggunakan gajah ke lokasi tersebut. Tujuannya membangun benteng iman kepada rakyat Aceh. “Saat itu, masa peperangan dengan Portugis, Iskandar Muda membuat benteng iman itu supaya (rakyat) tidak terpengaruh dengan budaya yang akan dibawa oleh pihak asing nantinya,” ujar Teungku Banta.

Konsep benteng iman yang digagas Iskandar Muda berupa masjid yang dapat digunakan sebagai media penyiaran dan wadah berkumpulnya rakyat Aceh. Sultan juga membawa satu pohon kayu yang sangat kuat dan besar sebagai pondasi kayu pertama pemangunan masjid. Adapun masjid yang dimaksud adalah Masjid Po Tepeumereuhom.

Ratna Wangsa sendiri arsitektur yang didatangkan dari Kesultanan Mughal di India. Kesultanan Mughal atau dalam bahasa Persia disebut Shahan-e Mogul adalah sebuah negara yang pada masa jayanya memerintah Afganistan, Balochistan, dan sebagian besar anak benua India antara 1526 dan 1857 Masehi. Kesultanan ini didirikan oleh pemimpin Mongol, Barbur, pada 1526, ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir dalam Pertempuran Panipat I. Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol.

Ketika Iskandar Muda memerintah (1607-1636), hubungan bilateral antara Aceh dan Mughal sangat kuat. Hubungan ini meliputi diplomatik, perdagangan, ataupun kebudayaan.

Namun, literatur yang menyebut soal Ratna Wangsa bisa dikatakan sedikit. Meskipun, kata Teungku Banta, dia berperan penting dalam pembangunan Masjid Po Teupeumereuehom.

Setelah diperintahkan membangun masjid, Ratna Wangsa meninggal dunia. Mengetahui kabar duka tersebut, sultan langsung mengabarkannya ke Kesultanan Mughal. Hal itu dilakukan agar tetap mempertahankan hubungan bilateral antara Aceh dan India. Ratna Wangsa kemudian dikuburkan tak jauh dari masjid yang didesain itu. Jarak makamnya sekitar 200 meter, sebelah selatan masjid.

Jika pengacu pada referensi di internet, nama Ratwa Wangsa juga muncul dalam cerita tentang Putro Ijo atau Puteri Hijau yang makamnya berada di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. Mengutip kumparan.com yang menyitir keterangan Husaini Ibrahim, Dosen Ilmu Sejarah, FKIP Unsyiah, ada nama Puteri Diraja Indra Ratna Wangsa.

Merujuk pada silsilah keturunan raja Aceh seperti dalam buku “Tarikh Aceh dan Nusantara” halaman 576, disebutkan Putroe Ijo anak dari Raja Putri yang menikah dengan Sulthan Mansyursyah bin S. Ahmad Perak. Raja Putri adalah salah satu dari enam keturunan Sulthan Ala Uddin Riayat Syah atau Saidin Mukammil. Lima anak lainnya adalah Maharaja Diraja, Puteri Diraja Indra Ratna Wangsa, Mahmud Syah, Raja Hussain Syah, dan Meurah Upah.

Berdasarkan hasil bacaannya, Husaini mengatakan Raja Puteri dan Puteri Diraja Indra Ratna Wangsa adalah adik kakak. “Sementara Putri Hijau dan Sultan Iskandar Muda sepupuan.” Mengacu pada cerita Teungku Banta, yang dimakamkan di Busu tersebut kemungkinan sosok berbeda.

*Foto: Zian Mustaqin

[ceritapidie]

Diperbarui pada ( 25 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *