Media Sosial Alternatif Agar Tetap Eksis

Sekarang kita mungkin nyaman menyerahkan segala aktivitas sosial kita kepada tiga media sosial terkemuka: Facebook, Twitter, dan Instagram.

Ilustrasi pengguna medsos - freepik

~ Media sosial yang patut dipakai sebagai pelarian

Myspace dan Friendster sudah lama tutup usia. Bulan ini kita baru saja dikejutkan dengan tutupnya Path.

Namun, dunia media sosial kian gila. Mati satu tumbuh 10, karena berlebihan jika harus menyebut seribu.

Orang-orang terus mencari cara baru agar tetap terhubung dengan sesamanya. Mereka menyeleksi aplikasi mana yang asyik dipakai.

Yang fiturnya beragam, unik, yang membuat keseruan hidup bertambah.

Makin ke sini, orang juga mencari aplikasi yang ringan dipasang di gadget. Misalnya, aplikasi Facebook untuk Android yang tergolong rakus “memakan” RAM sebesar 239 MB. Sementara, Facebook Messenger mengambil “jatah” 110 MB.

At least, keduanya sepakat “menyiksa” RAM sekitar 349 MB. Memangnya Android kamu cuma dipasang dua aplikasi ini, kan nggak?

Membuat baterai boros di satu sisi tapi banyak orang masih belum move on.

Anehnya, mereka sempat-sempatnya mengeluh bahwa kedua aplikasi itu membuat smartphone lambat tapi tak mau membuang aplikasi tersebut.

Sekarang kita mungkin nyaman menyerahkan segala aktivitas sosial kita kepada tiga media sosial terkemuka: Facebook, Twitter, dan Instagram.

Di sisi lain, orang-orang mengklaim Twitter sedang sekarat. Facebook berada di bawah pengawasan pemerintah, dan Instagram dengan cepat menjadi dikuasai oleh iklan bahkan penipuan.

Ya, flek dan jerawat kamu bisa disembunyikan agar tak muncul di sana. Ini sebuah penipuan berjamaah.

Sebaiknya, jangan terlalu bangga diri dulu jika kamu “berkuasa” di ketiga media sosial itu. Ketiganya akan menunggu waktu untuk runtuh.

Lihatlah Multiply, Yahoo Messenger, yang dulu begitu dipuja dan banyak pengikutnya, sekarang terkubur di liang lahat internet.

Sebagai langkah jaga-jaga bagi kamu yang “gila” bermedsos, ada baiknya disimak beberapa aplikasi lain yang mungkin jadi alternatif kelak. Setidaknya supaya langkah eksis kamu tak tercoreng.

Ini dia aplikasinya, sebagian kami belum mencobanya.

Vero

Ini alternatif platform untuk Instagram. Bisa dikatakan ia pesaing utama Instagram.

Vero memungkinkan pengguna berbagi film, TV, musik, buku, tempat, foto, dan tautan dengan mudah.

Aplikasi ini diklaim alat yang sangat bagus untuk seniman yang ingin merilis karya seni sendiri dan membagikannya dengan orang lain.

Vero dengan gagahnya mengklaim tidak ada iklan di aplikasinya. Hanya konten.

Dan bicara konten, pengguna dapat mengatur kepada siapa konten dibagikan melalui empat opsi: teman dekat, teman, kenalan, dan pengikut.

Ini membuka sosialisasi virtual kita dengan cara yang mencerminkan privasi kehidupan nyata. Anda percaya pada Vero? Silakan pikir baik-baik.

Musical.ly/Tik Tok

Alternatif untuk bersaing dengan Snapchat. Aplikasi ini datang dari belahan bumi timur. Tepatnya aplikasi ini buatan Cina.

Kampanyenya memang disusun untuk menggantikan Snapchat. Lebih tepatnya kami pikir untuk menggusur Snapchat.

Musical.ly berbeda dari Snapchat karena fokusnya adalah video 15 detik hingga 1 menit. Serasa berbau Vine nggak, sih?

Kamu juga dapat memilih soundtrack video serta menggunakan efek kecepatan dan filter yang berbeda.

Dengan menggunakan Musical.ly, kamu juga dapat membuat video yang lebih pendek, disebut dengan “live moments”, yang pada dasarnya adalah GIFS dengan musik.

Pengguna juga dapat “remuse” atau mengulang kembali suara yang dibuat oleh pengguna lain dan berinteraksi dengan orang lain melalui fitur “Ask a Question,” “Duet,” dan “Best Fan Forever.”

Sayangnya, pada 2 Agustus 2018, Bytedance Technology pemilik Musical.ly menggabungkan aplikasi ini dengan Tik Tok yang juga milik mereka.

Nama Musical.ly dihilangkan, yang dipakai adalah Tik Tok. Lihat, umur belum panjang tapi sudah kena gusur.

Steemit

Mirip Reddit tapi bukan.

Steemit menjadi media sosial berbentuk blog yang disasar para pengguna yang ingin menemukan “kesenangan” dalam bentuk baru: uang virtual.

Ada imbalan yang didapatkan pengguna atas setiap kontribusi mereka yang berbentuk konten baik berupa teks, gambar, maupun video.

Steemit adalah platform media sosial terdesentralisasi karena dibangun di atas teknologi bernama Blockchain.

Keuntungan yang didapat berupa token digital yakni Steem, Steem Power, dan Steem Dollar yang bisa ditukar dengan cryptocurreny lain seperti Bitcoin.

Untuk mendapatkannya, pengguna hanya memposting dan memberikan voting; serupa like di Facebook.

Mastodon

Mastodon alternatif untuk menyaingi Twitter. Bentuknya memang meniru konsep microblogging yang mirip Twitter.

Bedanya, Mastodon tidak memiliki algoritma layaknya Twitter yang menampilkan postingan berdasar urutan waktu.

Mastodon memiliki layanan layaknya email atau feed dengan sistem distribusi yang memungkinkan orang-orang mengirim pesan publik ke siapa saja yang mereka ikuti di layanan.

Siapa pun pengguna bisa membuat server dan menjadi host.

Mastodon memiliki Fediverse di belakangnya, jaringan server yang dioperasikan secara terpisah dan terdesentralisasi.

Karena menyimpang dari fitur Twitter, di Mastodon pengguna bisa membuat hingga mencapai 500 karakter. Bahkan, postingan itu bisa dibuat menjadi private.

Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *