Jet Israel Serang Gaza Usai Kerusuhan Yerussalem

Jet Israel serang beberapa sasaran di Gaza Jumat malam, 23 April 2021, setelah serangkaian roket ditembakkan ke Israel oleh militan Palestina.

Warga Palestina meneriakkan slogan mendukung Masjid Al Aqsa selama unjuk rasa di kota Gaza pada 24 April 2021, mengutuk bentrokan semalam di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.©AFP

BNOW ~ Jet Israel serang beberapa sasaran di Gaza Jumat malam, 23 April 2021, setelah serangkaian roket ditembakkan ke Israel oleh militan Palestina.

Tentara Israel mengatakan jet mereka menyerang infrastruktur bawah tanah dan peluncur roket milik Hamas, kelompok yang mengendalikan Jalur Gaza.

“Jet tempur dan helikopter serang Israel menghantam sejumlah sasaran militer Hamas di Jalur Gaza,” bunyi pernyataan militer. Selain itu, kata militer, sebanyak 36 roket yang ditembakkan dari Gaza telah dicegat. Ada juga yang jatuh mengenai medan terbuka di sisi perbatasan Israeal.

Militer mengatakan tank Israel menembaki Gaza sebagai tanggapan atas serangan roket awal. Namun, pembalasan itu ditanggapi dengan tembakan selusin roket baru, yang kemudian dibalas lagi dengan serangan udara terhadap lokasi peluncuran yang diduga dioperasikan oleh Hamas.

Kantor berita resmi Palestina, Wafa mengabarkan tiga orang terluka di Gaza akibat tembakan tentara Israel pada Sabtu malam.

Kelompok bersenjata yang terkait dengan Fatah dan Front Populer sayap kiri untuk Pembebasan Palestina atau PFLP, mengaku bertanggung jawab atas serangan roket. Serangan itu disebut sebagai pembalasan atas kekerasan baru-baru ini terhadap warga Palestina di Yerusalem.

Protes pecah di Yerusalem pada Jumat, sehari setelah ratusan pendukung kelompok sayap kanan Israel, Lehava, berbaris ke jantung Yerusalem Timur.

Lehava terkenal akan kampanyenya yang getol melawan pernikahan campuran. Pawai itu sendiri bertujuan “memulihkan martabat Yahudi,” dan para pendukungnya meneriakkan slogan “Matilah orang Arab” serta menyerang warga Palestina saat beraksi.

Kekerasan yang berlangsung dari Kamis malam hingga Jumat pagi, menyebabkan 110 warga Palestina dan 20 polisi Israel terluka. Sebanyak 50 warga Palestina juga ditangkap.

Para pengunjuk rasa melemparkan botol air ke arah polisi, yang kemudian membalasnya dengan menembakkan granat kejut untuk membubarkan massa.

Ratusan warga Palestina juga berkumpul di pos pemeriksaan Qalandiya antara Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki.

Baca Juga: Cerita Warga Gaza Hadapi Corona di Tengah Blokade Israel dan Mesir

Di kota Betlehem, Tepi Barat, warga Palestina melemparkan batu dan bom bensin ke makam ibu pemimpin alkitabiah Rachel, sebuah kuil yang dihormati orang Yahudi dan Muslim.

Sejak awal Ramadan pada 13 April, bentrokan dan insiden kekerasan terjadi hampir setiap malam di Yerusalem—kota suci bagi Muslim, Kristen, dan Yahudi. Awalnya, warga Palestina marah karena polisi memblokir akses ke kawasan pejalan kaki di sekitar tembok Kota Tua. Lokasi itu merupakan tempat berkumpul populer bagi warga Palestina setelah berakhirnya puasa di siang hari.

Wali Kota Yerusalem Moshe Lion mengatakan sedang berbicara dengan para pemimpin komunitas Palestina di Yerusalem timur “untuk mengakhiri kekerasan yang tidak berarti itu”.

Lion telah mencoba membatalkan pawai Lehava tapi polisi menyebut itu legal. Lion juga mengatakan “lusinan” orang Yahudi yang menyerang orang Arab telah ditangkap dalam dua pekan terakhir.

Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk meningkatnya hasutan oleh kelompok pemukim Israel sayap kanan ekstrim yang menyerukan pembunuhan orang Arab. Abbas mendesak masyarakat internasional turun tangan melindungi warga Palestina.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengutuk “serangan rasis” oleh orang Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur. “Yerusalem adalah garis merah, dan menyentuhnya berarti memainkan api,” dia memperingatkan.

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *