Dianggap Biang Keladi Kerusuhan, Trump Diusir dari Twitter

Trump menggunakan Twitter sejak 2009. Sebelum Trump diusir dari Twitter, akunnya memiliki 88,7 juta pengikut.

Donald Trump.@trofire.com

~ Sudahlah Pak Trump, daripada trantrum mending buat medsos sendiri

BNOW ~ Twitter secara “resmi mengusir” Donald Trump dari platformnya. Sejak Jumat malam, 8 Januari 2021, akun @realDonaldTrump miliknya ditangguhkan secara permanen.

Alasan Twitter, akun tersebut beresiko memicu kekerasan lebih lanjut. Seiring dengan itu, tagar ‘bannedtrump’ pun trending di wilayah Amerika Serikat, bersama tagar ‘Melania’ yang menyindir istri Trump.

‘Pengusiran’ itu dilatarbelakangi kerusuhan di Gedung Kongres Amerika Serikat Rabu lalu. Trump dituduh biang keladi kerusuhan karena menghasut melalui Twitter.

Sementara akun-akun lain seperti @POTUS yang menjadi akun resmi Presiden Amerika Serikat dan @WhiteHouse tidak ditangguhkan sekarang. Namun, penggunaannya akan dibatasi.

Kepada CBS News, Twitter tidak merinci bagaimana rencana pembatasan tersebut. Namun, jika diperlukan mereka akan menangguhkan akun dalam situasi ekstrim untuk mengurangi kerugian dunia nyata. Pada waktunya, kedua akun itu akan ditransfer ke pemerintahan Biden.

Bila Trump membuat akun pribadi yang lain, Twitter juga mengatakan akan menghapusnya.

Trump Melawan

Beberapa jam setelah akunnya dilarang, Trump pun melawan balik dengan menulis sebuah tweet dari akun resmi @POTUS.

“Seperti yang sudah lama saya katakan, Twitter telah semakin melarang kebebasan berbicara, dan malam ini, karyawan Twitter telah berkoordinasi dengan Demokrat dan Radikal Kiri dalam menghapus akun saya dari platform mereka, untuk membungkam saya – dan ANDA , 75.000.000 patriot hebat yang memilih saya.”

Unggahan itu juga menyebutkan Trump sedang bernegosiasi dengan situs lain dan sedang melihat kemungkinan membangun platform sendiri dalam waktu dekat.

Namun, hanya berselang menit, Tweet tersebut dihapus.

Akun Twitter Trump yang diblokir.@axios.com
Akun Twitter Trump yang [email protected]

Baca Juga: Media Sosial Alternatif Agar Tetap Eksis

Trump sering menggunakan Twitter untuk menyerang lawan politiknya, mengumumkan perubahan kebijakan, sekaligus membagikan teori konspirasi tak berdasar dan klaim penipuan dalam Pilpres Amerika.

Twitter awalnya membekukan akun pribadi Trump selama 12 jam pada Rabu dan mengancam akan mencekal secara permanen jika dia terus mengunggah informasi yang salah.

Di laman blognya, Twitter menetapkan dua tweet Trump melanggar aturan karena mengagungkan kekerasan.

Senator Mark Warner, seorang Demokrat dari Virginia, menyebut keputusan Twitter sebagai langkah yang terlambat. Sementara penasihat Gedung Putih Jason Miller menyebutnya menjijikkan.

Sejak 2009

Trump menggunakan Twitter sejak 2009. Sebelum Trump diusir dari Twitter, akunnya memiliki 88,7 juta pengikut. Di akun itu, Trump membagikan segala hal, termasuk tentang hubungan asmara bintang Twilight Kristen Stewart dengan Robert Pattinson.

Namun pada 2011 untuk pertama kalinya ia mulai merasakan pengaruh dari Twitter. Lalu, Trump pun menggunakannya untuk memperkuat teori konspirasi rasis “birther” terhadap Barack Obama.

Ketika mencalonkan diri sebagai presiden pada 2015, Trump mulai mengirimkan tweet yang menghasut. Dia mulai mengancam media-media yang tidak sepaham dengannya (sebagian disebutnya fake news), Korea Utara (dengan serangan nuklir tersirat), dan anggota kongres.

Tanpa malu-malu, setelah menjabat presiden Trump juga me-retweet propaganda supremasi kulit putih dan menyebarkan informasi yang keliru tentang pandemi virus corona.

Dengan kata lain, siapa pun yang tidak hidup di bawah batu selama lima tahun terakhir, tentu tahu kalau Trump menggunakan Twitter untuk menghasut kekerasan dan menyebarkan disinformasi yang merusak integritas pemilu.

Bagi Twitter, bisa jadi ini sejarah karena untuk pertama kalinya seorang presiden Amerika (mungkin satu-satunya presiden di dunia) yang akunnya dicekal. Dan, kaos di bawah ini keren juga, ya?[]

Diperbarui pada ( 15 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *