Ini masih tentang si Black, Honda Supra Fit keluaran tahun… Nama ‘Black’ yang kami tabalkan tentu setelah berdasarkan 1001 pertimbangan. Konon, bodi si Black yang sudah beberapa kali ganti selalu bertahan di warna kode six zero alias full hitam, mulus tanpa tempelan stiker-stiker genit. Kenapa hitam? Agar supaya si Black tetap tampak sebagai sepeda motor di mata orang-orang. Kalau ia dibaluri warna ijo, otomatis mirip kadal pohon. Lagipula, di tengah kampung yang penuh dedaunan hijau, motor berwarna ijo sangat-sangat tidak syahdu untuk dilihat.
Maka, setelah drama rem blong itu, saya lekas-lekas membawa si Black ke tempat praktik perdukunan motor yang oleh orang-orang tempatan menyebutnya bengkel kebun Pak Cik Sarman bin Sarmin. Pak Cik Sarman sejatinya berprofesi sebagai pengusaha tahu. Namun, kecintaannya pada motor melebihi ekspektasinya terhadap tahu. Ia pun menyulap padepokan rumahnya menjadi bengkel dan nyambi sebagai dukun motor, khususnya motor tua bertitel Honda. Di bengkelnya, motor yang sering sakit memang merek tersebut. Karena itu, “kesaktian” Pak Cik Sarman bin Sarmin dalam “mengobati” motor butut Honda telah lama masyhur ke seantero kampung, kecamatan, dan mungkin kota. Di tangannya, mesin motor yang lama terkapar dan sudah layak dijual kiloan ke pasar loak, bisa menyala kembali.
Keren nggak tu…
Atas saran beliau, waktu saya utarakan kondisi si Black, saya diminta cukup membeli selang rem baru. Kebetulan di tempat praktiknya tak ada lagi stok selang rem bekas.
Next day, selang rem baru siap dipasang. Di sudut bengkel, Pak Cik Sarman bin Sarmin memberi instruksi.
“Sebelum kita tuang minyak rem, kamu ambilkan dulu air satu gayung di dalam sana,” ujarnya sambil membuka tutup botol minyak rem berlabel STP.
“Siap…,” sahut saya sambil menuju ke bak penampungan air.
“Ini sedikit tips buat kamu tahu, bila nanti minyak rem ini keciprat ke body Honda, kamu bilas saja dengan air. Minyak rem bisa netral dengan air.”
“Kalau tidak dibilas dengan air emangnya kenapa…?” Saya balik bertanya dengan nada sedikit di luar dugaan.
“Ntar bodi motormu panuan, mucul bercak keputih-putihan bila kena ciprat minyak rem…Bree”, balas Pak Cik dengan nada di luar prediksi.
Lalu minyak rem STP dituangkan ke dalam tube master rem Supra Fit. Tak lupa pula tuas rem dikocok-kocok tampa henti agar cairan itu turun ke dalam kaliper rem di posisi bawah.
Seolah semuanya berjalan lancar, hingga ketika baut nepel untuk setelan angin kaliper dilonggarkan, insiden muncul. Baut itu patah karena selain berkarat, usianya juga sudah tua walaupun tak setua Pak Cik Sarman.
Phak dah! Ritual memperbaiki rem blong si Black langsung jeda. Honda Supra Fit itu hanya termangu-mangu tak mampu berkata-kata.
Jika kondisinya begini, cuma dua solusi: ‘lembiru’ (lempar beli baru) atau bawa ke dokter gigi tukang las untuk proses pencabutan akar baut yang sudah mengakar kuat dan kelamaan di-mamam korosi residu minyak rem.
Karena sudah terlanjur basah, ya, sudahlah mandi sekali, saya pun pilih opsi ‘lembiru’. Kebetulan, dompet lagi tebal, kenapa tidak ganti spare part baru satu set sekalian. Toh, sejak keluar dari pabrik, kaliper Honda Supra Fit ini tidak ngeluh capek bekerja walaupun setiap hari ia menggigit piringan cakram saat dibutuhkan secara mendadak.
Selain itu, sekalian servis part baru semua. Hitung-hitung, kaliper serta master rem bekas copotan Honda Supra Fit ini bisa dipakai untuk custom Honda CB 100.
Beli Kaliper Baru Muncul Masalah Baru
Hari berikutnya, saya beli satu set suku cadang kaliper serta master rem cakram Supra series di salah satu toko spare part motor di kota Takengon. Suku cadang yang saya beli bukan asli Honda tapi produk pabrikan pihak ketiga bermerek KNZ.
Setelah siap bongkar pasang dengan part baru, saat yang ditunggu tunggu tiba, pengisian minyak rem. Apesnya, kejadian yang sama muncul lagi. Minyak rem yang diisi malah nyiprat keluar lagi melalui pinggiran ring baut selang rem cakram.
Ternyata, kaliper KW yang saya terima finishing produknya kurang rapi. Pada bagian dudukan lubang baut selang rem, proses cetakan tidak rata, sehingga rawan kebocoran minyak ring baut selang rem.
Untuk mengatasi hal ini, menurut Pak Cik Sarman ada tiga opsi yang bisa dilakukan.
Opsi pertama, meratakan dudukan baut selang rem kaliper dengan cara mengikis dengan mesin bubut.
Opsi kedua, pengikisan secara manual menggunakan mesin bor tangan dengan memakai mata batu bulat berujung rata.
Opsi ketiga, sebagaimana biasanya yang dilakukan para mekanik di negeri Konoha, yaitu memakai jurus mengakali. Salah satunya, mengganjal dengan seng aluminium, lem dan lain-lain untuk menutupi kebocoran dari sela-sela ring dan baut selang rem kaliper tidak rata sempurna.
Seperti yang sudah Bree prediksi, opsi pertama jelas saya lewatkan begitu saja. Harus masuk bengkel bubut sama dengan keluar biaya lagi, walau hasilnya perfek bergaransi seumur hidup si Black.
Opsi kedua memang sederhana, tapi mata bor batu yang pas dengan posisi dudukan baut, tidak semua mekanik siap sedia ada. Mau tak mau harus beli lagi. Soal harga memang tidak mahal, hitung-hitung sekalian tambah inventarisir tools. Pertanyaannya, adakah toko jual mata bor batu sesuai keinginan untuk kota sekecil Bener Meriah?
Jangan bilang di online Shooped yang jual banyak, ya. Butuhnya sekarang, bukan dua pekan ke depan.
Belum pun sempat memutuskan untuk pilih opsi ketiga, ternyata Pak Cik Sarman bin Sarmin sudah selesai mengakali kebocoran minyak STP pinggiran ring baut kaliper rem cakram.
“Sementara sudah tak akali dulu biar tidak apa kali. Ini sudah bisa ngerem, walau tidak pakem kali. Toh, piringan cakram juga sudah aus sekalian minta ganti baru,” ujarnya.
“Perbaikan ini memang tidak seperfek sesuai harapanmu. Setidaknya minyak rem tidak bocor lagi. Untuk jalan pulang tanjakan dan turunan kampung Rembele, sudah amanlah,” lanjutnya.
“Siap Pak Cik, terima kasih banyak sudah mau dandani Honda Supra butut ini.”
“Oya, nanti kalau bocor lagi, bawa aja lagi kemari.”
“Baik, Pak Cik, saya pamit dulu. Berizin Boh…!”
Three mont later…
Rem cakram depan Honda Supra blong lagi…
Sesuai prediksi Pak Cik Sarman, minyak rem merembes lagi dari baut selang kaliper. Sekencang apapun bautnya diputar, kalau landasan baut kepala babi tidak rata, ya tetap saja minyak remnya nyiprat karena tekanannya kuat sekali.
Oleh sebab itu, kaliper kawe yang tak sepurna itu saya ‘lempapma’ alias ‘lempar ganti part lama’ dengan kaliper asli bawaan si Black. Pastinya, setelah akar baut yang berkarat mati berhasil dicabut oleh tukang las karbit di Simpang Teritit.
Akhirnya, rem cakram depan si Black berhasil mencengkeram lagi hingga selepas pandemi.
Bye bye kaliper baru.
Rimbun daun si pohon gaharu,
Tumbuh subur di tengah hutan,
Kalau punya kaliper baru,
Kaliper lama jangan dilupakan.
Slebew dulu….
Lanjut part tiga. Masih ada sisa cerita soal orderan kaliper Nissin ori asli Yamaha untuk custom part Honda CB 100 yang bebas dari drama.
Diperbarui pada ( 10 Agustus 2023 )