Pasukan Iran ‘Bajak’ Kapal Tanker Korea Selatan

Beberapa awak kapal tanker MT Hankuk Chemi yang berbendera Korea Selatan itu berasal dari Indonesia, Myanmar, dan Vietnam.

Kapal Tanker Hankuk Chemi. @marinetraffic.com

BNOW ~ Pasukan Iran “membajak” kapal tanker MT Hankuk Chemi berbendera Korea Selatan, Senin, 4 Januari. Beberapa awak kapalnya berasal dari Indonesia, Myanmar, dan Vietnam.

Iran menuduh Hankuk Chemi mencemari perairan Teluk Persia dan Selat Hormuz dengan bahan kimia.

“Pembajakan” terjadi ketika kapal sedang berlayar dari Jubail, Arab Saudi, ke Fujairah di Uni Emirat Arab.

Awalnya, pasukan Iran berdalih ingin melakukan pemeriksaan. Saat kapten kapal melaporkan kejadian itu kepada perusahaan di Korea Selatan, pasukan bersenjata Iran telah menyerbu ke atas kapal.

Helikopter pasukan juga terbang di atas kapal. Mereka meminta kapal beralih haluan ke wilayah Iran.

Setelah kejadian itu, perusahaan terputus kontak dengan kapten kapal. Kamera CCTV di kapal yang sempat merekam peristiwa itu, langsung dimatikan.

Perusahaan sempat menerima pemberitahuan peringatan keamanan anti-pembajakan, yang menyarankan kapten mengaktifkan sistem peringatan di kapal.

Masih belum jelas apakah kapal mencoba meminta bantuan dari luar saat “dibajak”.

Menurut perusahaan, Hankuk Chemi membawa lebih dari tujuh ribu ton etanol. Perusahaan membantah kapalnya mencemari perairan.

Operator kapal yang berbasis di Busan, Taikun Shipping, mengatakan sebelum penyitaan kapal tidak ada indikasi Iran sedang menyelidiki kemungkinan pelanggaran aturan lingkungan.

“Jika itu benar-benar pencemaran laut, seperti yang mereka (media Iran) katakan, penjaga pantai seharusnya mendekati kapal terlebih dahulu,” ujar direktur manajemen Taikun, Lee Chun-hee. Sebaliknya, kata dia, malah pasukan bersenjata yang mendekati kapal.

Akibat Pembekuan Aset

Sehari setelah kejadian, Kementerian Luar Negeri Korsel berencana mengirim delegasi pejabat ke Iran untuk bernegosiasi tentang pembebasan kapal beserta 20 awaknya.

Sedangkan Kementerian Pertahanan akan mengirim unit anti-pembajakan yakni kapal perusak kelas 4.400 ton berisi 300 pasukan, ke dekat Selat Hormuz.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Choi Young-sam mengatakan Iran telah meyakinkan Korea Selatan bahwa semua awak kapal aman. Seorang diplomat Korea Selatan yang berbasis di Iran telah dikirim ke lokasi kapal yang ditahan.

Seoul juga telah memanggil duta besar Iran untuk Korea Selatan dan mendesak pembebasan lebih awal kapal tanker tersebut.

“Pembajakan” itu terjadi di tengah ketegangan akibat pembekuan aset Iran senilai USD 7 miliar di bank-bank Korea sebagai dampak dari sanksi Amerika Serikat. Aset itu berasal dari hasil penjualan minyak Iran sebelum pemerintahan Trump memperketat sanksi ekspor.

Beberapa bulan terakhir, Iran berusaha menekan Korea Selatan agar membuka aset. Sebelum penyitaan kapal, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Choi Jong-kun dijadwalkan berkunjung untuk membahas permintaan Iran agar aset tersebut segera dicairkan.

Kepala bank sentral Iran baru-baru ini mengumumkan negaranya berusaha menggunakan dana tersebut untuk membeli vaksin covid-19 melalui Covax; program internasional yang dirancang untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara yang berpartisipasi.

Rute pelacakan kapal tanker Korea yang dibajak Iran. @reuters.com
Rute pelacakan kapal tanker Hankuk Chemi. @reuters.com

Iran Membantah

Iran membantah menjadikan kapal tanker Hankuk Chemi dan awaknya sebagai sandera. Juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan mereka telah terbiasa dengan tuduhan ‘menangkap kapal dan orang asing sebagai metode mendapatkan pengaruh dalam negosiasi’.

“Tidak ada penyanderaan,” ujarnya. Penyanderaan yang sebenarnya, kata Rabiei, dilakukan oleh Korea yang menahan aset milik Iran.

Iran tetap mendesak Korea melepaskan dana yang dibekukan. Mereka juga menginginkan presiden baru Amerika Joe Biden mencabut sanksi yang dijatuhkan Donald Trump.[]

Diperbarui pada ( 21 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *