Mayor Pembelot Tatmadaw Kini Melawan Junta Teroris Myanmar

Mayor pembelot dari Tatmadaw ini bersedia bergabung dengan organisasi mana pun yang akan bekerja menuju negara tanpa kediktatoran.

Mayor Hein Thaw Oo melatih rekrutan di wilayah perbatasan yang dikuasai pemberontak. ©Myanmar Now

~ Mayor pembelot Tatmadaw itu melatih pasukan tempur baru

Namanya Hein Thaw Oo. Sebelum membelot dari Divisi Infanteri Ringan 99 di pusat kota Meiktila, Myanmar, akhir Maret lalu, Hein Thaw Oo telah bertugas di militer selama 20 tahun.

Dia termasuk salah satu tentara berpangkat tinggi yang membelot dari militer Myanmar, Tatmadaw. Berbeda dengan kebanyakan desertir pasukan junta sebelumnya—seperti para polisi yang lari ke perbatasan—yang enggan menyebut nama atau memperlihatkan wajah, Mayor Hein Thaw Oo justru sebaliknya.

Dia terang-terangan menampakkan diri. Bahkan, Hein Thaw Oo berbalik melawan Min Aung Hlaing, bekas bosnya di junta militer, dengan melatih anggota baru untuk membentuk pasukan melawan rezim. Dia kini bersekutu dengan salah satu kelompok pemberontak bersenjata di Myanmar.

Para peserta pelatihan berusia antara 20 dan 35 tahun. Sebagian besar orang-orang yang melarikan diri dari kota-kota di seluruh Myanmar, di tengah ancaman pembunuhan massal dan teror yang dirancang militer untuk menghancurkan perlawanan terhadap pemerintahannya.

Salah seorang rekrutan adalah pemuda yang melarikan diri dari kota Bago setelah selamat dari pembantaian di sana bulan lalu yang menewaskan 82 orang.

Setelah tentara mengambil alih beberapa bagian kota Bago seperti Ponnasu, Hmor Kan dan Socialist pada 9 April, mereka mulai menculik dan menyiksa kaum muda tanpa pandang bulu. Beberapa penduduk kemudian memutuskan meninggalkan kota untuk bergabung dengan perlawanan bersenjata.

Jumlah peserta dan lokasi pelatihan tidak dapat diungkapkan untuk alasan keamanan. Selain diajarkan cara bertempur, pelatihan dasar yang diberikan mencakup pertolongan pertama di medan perang, bahasa Inggris, kursus komputer, dan kejuruan.

“Kami tidak akan menerima pembunuhan warga sipil tak berdosa yang terang-terangan dan tidak perlu ini,” katanya kepada para rekrutan saat pelatihan dimulai, Sabtu, 8 Mei 2021. “Orang-orang juga tidak akan menerimanya. Mereka yang berada dalam pasukan jahat itu akan mati saat waktunya tiba.”

Baca Juga: Bejatnya Kelakuan Geng Kriminal Junta Militer Myanmar

Pertempuran dengan pasukan rezim militer, kata sang mayor, dapat dimulai kapan saja. “Pertempuran tidak bisa diatur. Mungkin mereka akan mendatangi Anda dan mungkin Anda akan mendatangi mereka. Itu bisa terjadi hari ini atau besok.”

Data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, pasukan junta menewaskan lebih dari 770 orang termasuk puluhan anak-anak sejak Februari.

“Mereka yang menggertak dan menyiksa orang dan berani membunuh orang… Saya harap mereka juga siap untuk mati,” ujar Hein Thaw Oo.

Mayor pembelot dari Tatmadaw ini bersedia bergabung dengan organisasi mana pun yang akan bekerja menuju negara tanpa kediktatoran. Aliansi dengan beberapa organisasi telah dibentuk.

Sementara itu, Pemerintah Persatuan Nasional atau NUG telah bernegosiasi dengan kelompok etnis bersenjata untuk membentuk tentara federal melawan rezim kudeta. Pada 5 Mei lalu telah diumumkan pembentukan Angkatan Pertahanan Rakyat.

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *