~ Desta Clubeighties atau Desta Tonight Show?
Desta tak lagi lucu garang. Bahkan akhir-akhir ini di Tonight Show, celetukannya makin tak menarik, garing, dan tidak mencerahkan sama sekali seperti cuaca sebulanan ini.
Beda dengan dulu, ketika awal-awal tampil di acara itu, Desta layak disebut lucu, mampu mengocok perut dan—ibarat cuaca—mencerahkan seperti langit saat kemarau.
Dan kemarin, Desta mendadak makin tak lucu setelah sebuah tweet bernuansa politik yang ia lemparkan ke linimasa tentang Omnibus Law, menyengat banyak netizen.
Bisa dilihat, Desta sama sekali tak menaruh kata Omnibus Law di tweet tersebut. Namun, netizen yang cerdas sejak dalam kandungan tentunya paham apa yang dimaksud Desta. Karena pada saat yang sama, di luar sana, begitu banyak orang berdemo menentang pengesahan regulasi tersebut.
Tak ayal, cuitan bekas penggebuk drum band Clubeighties itu memancing keriuhan di kolam twitter yang sudah lama tak kena kaporit. Kolam makin kotor saja kala ramai orang me-reply tweet itu dengan sedikit mencemooh dan menyindir.
Tak sedikit yang merisak. Hanya beberapa yang membela dan si Desta anteng-anteng saja.
Tak lama, seperti layaknya tradisi yang berlaku di algoritma Twitter, tweet Desta pun terangkat dari kolam dan menempel di dinding TT alias Trending Topic.
Tweet Desta itu bisa ditafsirkan beragam. Berikut adalah penafsiran Bang Bree yang tentu saja tidak layak kau percaya.
Pertama-tama, tweet Desta harus dilihat sebagai sebuah sindiran. Bisa jadi itu ditujukan kepada orang-orang, dalam hal ini, para pendengung pro kebijakan pemerintah.
Desta ingin menyampaikan janganlah kalian asal bela Omnibus Law jika belum membacanya secara FULL. Hal ini ada benarnya karena Pak Lord Luhut saja dalam wawancara di Kompas TV mengakui tidak ingat semua isi undang-undang tersebut.
Maksud FULL di sini bisa didebatkan lagi kalau emang lagi nggak ada kerjaan, apakah membaca saja tanpa mengetahui kandungan maknanya atau tidak.
Untung, Desta menambahkan kata “ga paham” dalam tweet-nya sehingga maksudnya adalah membaca dan memahami.
Baca Juga: Reportase dari Dundee, Skotlandia: Melihat Cara Inggris Menghadapi Corona
Jadi Desta mengejek para buzzer, kalau mereka juga harus baca dan paham isinya, baru boleh ngotot-ngototan biar terlihat keren. Kira-kira begitu.
Namun, tafsiran ini bisa dibantah (tafsir sendiri bantah sendiri) karena Desta tak lain dan tak bukan adalah influencer itu sendiri. Dia pernah diundang ke istana. Bukti itu bisa dilihat dari kuitansi setoran honor infografik berikut ini.
Entah kenapa orang-orang punya saja jejak digital yang model-model begini.
Artinya, Desta bukan menyindir tapi itu memang tweet tone-nya normal. Desta juga mengejek orang-orang yang protes terhadap regulasi itu tanpa membaca dan memahaminya.
Regulasi Omnibus Law berjumlah sekitar seribu halaman (kalau lebih ambil kembalian, kalau kurang tambahin). Mumang juga kalau membaca pasal demi pasal konon lagi memahaminya. Sudahlah, tak usah. Ada ahli yang available untuk keperluan itu. Ahli hukum? Bukan Bree, mereka adalah anggota DPR. Mereka ahli membaca zaman dan menelaah pasal-pasal regulasi.
Konon, ahli hukum Indonesia aja belajar dari mereka. Oke, yang ini cuma guyon receh.
Sebagai seleb yang sejak dulu menguasai jagad Twitter Tanah Air, Desta paham betul kelakuan penduduk tweetland. Dia tau bahwa banyak orang tak sempat bahkan sungkan membaca pasal-pasal Omnibus Law.
(Yaiyalah, masak waktu rebahan kita yang sangat berharga ini dihabiskan untuk membaca undang-undang?)
Mereka hanya mau melihat ringkasan dalam gambar atau infografis yang lebih praktis dan tidak rumit. Dan mereka satu kata sejauh ini, Omnibus Law tidak memihak rakyat.
Desta merasa berkewajiban untuk memperingatkan khalayak, baik yang pro mau kontra. Namun, di sini posisinya terlanjur tak netral. Publik yang kontra Omnibus Law melihat Desta sebagai influencer yang pro pemerintah.
Maka, kena bully-lah dia tu.
Tapi, sebaik-baik bully, patut juga kita bertanya kepada Bung Desta, apakah beliau sudah membaca dan memahaminya?
Kalau dari tweet tersebut terlihat dua penafsiran (duh, penafsiran lagi), Desta telah dan belum membacanya. Karena telah, Desta merasa wajib mengingatkan semua pihak. Lalu bila bunyi tweet-nya terkesan pro Omnibus Law, apa mau dikata, haknya dia.
Jika belum membaca dan memahami, di sinilah tweet Desta berubah jadi lucu. Tega-teganya dia mau mengingatkan orang lain. Entah kalau dia ingin menyindir diri sendiri.
Selain dari penafsiran-penafsiran di atas yang tidak masuk akal dan buang-buang waktu membacanya, tweet Desta bisa dibaca dalam banyak—sekali lagi, terakhir nih—penafsiran.
Desta ingin menyindir pemerintah yang kelewat cepat mengesahkan RUU tersebut di tengah situasi serba tengik sekarang ini.
Yap, saat semua orang sedang susah ekonominya, virus corona mengintai di mana-mana, buka masker sedikit disuruh push up Satpol PP, malah pemerintah, dibantu sekondan mereka DPR yang budiman, ngotot agar Omnibus Law jadi barang.
Baca Juga: Agar Tak Sesat, Jangan Bully Anggota Dewan
So, buat kamu yang ngefans sama Desta sekaligus keki sama tweet-nya itu, bijaklah dalam bersikap. Kamu nggak harus membaca pasal-pasal Omnibuslaw sebagai bahan bacot agar dianggap keren bin berkualitas.
Cukup lihat ringkasan dalam bentuk infografisnya saja. Ada banyak tinggal pilih yang dipercaya. Lalu, kalau kamu jengkel ya tinggal cuap-cuap di medsosmu, seperti yang dilakukan Desta. Bebas-bebas aja di negara demokrasi.
Jadi, jangan marah sama tweet Desta. Terserah dia mau memihak yang mana. Siapa tau Desta mungkin lagi persiapan mau jadi anggota DPR, makanya beliau panaskan mesin dulu.
Anggota DPR kan begitu, suka speak yang berujung kontroversi dan begitu dia duduk dewan pura-pura lupa sama rakyat. Sudah begitu hukum alamnya. Ingatlah Bree, yang fana itu kita, anggota DPR abadi.
Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )