Arkeolog Aceh: Nisan Kuno Baitussalam Terbuat dari Batuan Andesit

Teknik pembuatan batu nisan kuno Aceh, kata Saryulis, diukir dengan tangan. Ada juga yang hanya dibentuk bulat mirip pentung minim ukiran.

TPI Pantai Jangka kabupaten Bireuen. (Foto Breedie/Fauzan)

BNOW ~ Batu nisan kuno yang ditemukan di proyek jalan tol Sigli-Banda Aceh kawasan Lambada Lhok, Baitussalam, Aceh Besar, ada yang terbuat dari batuan andesit. Hal ini diungkapkan Arkeolog Aceh, Saryulis, yang ikut meninjau penemuan peninggalan benda purbakala tersebut.

Menurut pria lulusan magister bidang Arkeologi di Universitas Sains Malaysia itu, batuan andesit terbentuk dari magma gunung berapi memiliki ciri-ciri kasar, keras, dan berwarna putih.

“Kemungkinan batu nisan ini dibuat dari batu yang ada di pegunungan Ujong Batee. Jenis kandungan batu seperti ini cuma ada di sana,” ujar Saryulis kepada Breedie, Kamis, 18 Februari 2021. Ujong Batee terletak beberapa kilometer arah barat Lambada.

Dari amatan Breedie di lapangan, dari batu nisan yang patah terlihat warna putih di bagian dalamnya.

Teknik pembuatan batu nisan kuno Aceh, kata Saryulis, diukir dengan tangan. Ada juga yang hanya dibentuk bulat mirip pentung minim ukiran.

“Ilmu ukir mengukir ini mungkin sudah tidak diwariskan lagi ke generasi Aceh sekarang, karena orang Aceh sering disibukkan dengan perang [saat masa kesultanan],” ujar pria berkacamata itu.

Namun, di Malaysia ketrampilan ukir mengukir batu nisan kuno masih dilestarikan. “Meskipun pengerjaannya dilakukan dengan mesin.”

Arkeolog Aceh, Suryalis

Semasa kerajaan Aceh, kata Saryulis, ada seniman-seniman yang khusus ditugaskan membuat batu nisan untuk kalangan pembesar istana. Namun, belum didapatkan bukti kuat lokasi pembuatan nisan-nisan itu, seperti halnya Gampong Pande di Banda Aceh yang menjadi sentra produksi meriam-meriam dan perkakas perang lainnya semasa Kesultanan Aceh.

Selain itu, bentuk dan jenis batu nisan kuno Aceh, beragam. Sementara yang ditemukan di Lambada, kata Saryulis, cuma dua bentuk yakni pipih dan silinder.

Ada yang bagian badan nisan polos, berbentuk silinder, tapi di dasarnya terdapat ukiran Pucuk Rebung. “Bentuk seperti Pucuk Rebung berdasarkan penamaan oleh Profesor Othman Yatim (peneliti nisan Aceh),” ujar Saryulis.

Selain itu terdapat juga nisan bunga teratai. “Di bagian kepala memiliki ukiran bunga teratai delapan kelopak dan memiliki bentuk diagonal delapan sisi.”

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *