Sadis! Kelompok Pria Bersenjata Culik 317 Siswi Sekolah Asrama

Para bandit beroperasi di hutan Rugu yang berada di Zamfara, Katsina, Kaduna, dan negara bagian Niger.

Beberapa siswi di kota Dapchi yang dibebaskan setelah diculik Boko Haram. Afolabi Sotunde/Reuters

BNOW ~ Penculikan siswa sekolah Nigeria kembali terjadi. Sekelompok pria bersenjata tak dikenal menculik 317 siswi sekolah menengah sains dari kota Jangebe, Zamfara, di barat laut Nigeria pada Jumat, 26 Februari 2021.

Komisaris informasi Zamfara, Sulaiman Tanau Anka, mengatakan kepada Reuters orang-orang bersenjata datang secara sporadis dalam penggerebekan larut malam di sekolah asrama tersebut.

“Mereka datang dengan kendaraan dan membawa para siswa. Ada juga yang dibawa dengan berjalan kaki,” ujar Anka.

Sumber CNN dari kalangan pejabat tinggi pemerintah mengatakan penculik datang dengan mengendarai sekitar 20 sepeda motor.

“Mereka menggiring gadis-gadis yang diculik ke hutan. Para bandit tiba sekitar pukul 01.45 dan mereka beroperasi sampai sekitar jam tiga pagi,” ujar sumber itu.

“Yang menyedihkan, ada pos pemeriksaan militer yang jaraknya sekitar empat menit dari sekolah,” tambahnya.

Sekitar 500 siswi berada di asrama tersebut. Para siswi yang tidak diculik berhasil melarikan diri dan kembali ke asrama mereka.

Sementara itu, Kepolisian Nigeria mengatakan Komando Polisi Negara Zamfara telah bekerja sama dengan militer dalam operasi pencarian dan penyelamatan para siswi. Mereka kini sedang memburu para pelaku.

Di Nigeria, penculikan pelajar kini menjadi semacam kejahatan khas negara itu. Hal ini dampak dari lonjakan militansi bersenjata yang menyebabkan rusaknya keamanan di bagian utara negara terpadat Afrika itu.

Beberapa pejabat Nigeria mengatakan meningkatnya penculikan sebagian dipicu oleh besarnya uang tebusan dari pemerintah. Namun, pemerintah berulang kali menyangkal adanya pembayaran semacam itu.

Penculikan Jangebe merupakan yang kedua terjadi dalam waktu kurang dari sepekan. Pekan lalu, bandit bersenjata menewaskan seorang siswa dalam serangan malam di sebuah sekolah asrama di utara Nigera. Kelompok itu menculik 42 orang, termasuk 27 siswa. Para sandera belum dibebaskan hingga sekarang.

Sebelumnya pada Desember tahun lalu, puluhan pria bersenjata menculik 344 anak sekolah dari kota Kankara di negara bagian Katsina barat laut. Setelah enam hari, mereka dibebaskan para penculik. Pemerintah membantah membayar uang tebusan.

Baca Juga: Perang Tigray Hancurkan Masjid Tertua Afrika yang Dibangun Sahabat Nabi

Sementara pada 2018, kelompok militan Boko Haram menculik lebih dari 100 siswi dari kota Dapchi di timur laut Nigeria. Semuanya dibebaskan setelah uang tebusan dibayar, kecuali seorang siswa Kristen.

Penculikan pelajar pernah menjadi kejahatan yang hanya dilakukan kelompok militan Boko Haram di Afrika Barat. Namun, taktik tersebut sekarang sepertinya telah diadopsi militan lain di barat laut Nigeria.

Nigeria bagian barat laut dan tengah kini berubah menjadi pusat kejahatan geng kriminal besar. Mereka menyerang desa, membunuh, dan menculik penduduk setelah menjarah serta membakar rumah.

Para bandit beroperasi di hutan Rugu yang berada di Zamfara, Katsina, Kaduna, dan negara bagian Niger. Angkatan bersenjata Nigeria telah dikerahkan di sana tetapi serangan dan penculikan massal terus berlanjut.

Geng kriminal tersebut sebagian besar bermotif ekonomi dan tidak memiliki kecenderungan ideologis tertentu. Tapi ada kekhawatiran mereka disusupi kelompok militan.

Lokasi penculikan siswi sekolah asrama.@cnn/google maps
Lokasi penculikan siswi sekolah asrama.@cnn/google maps

Badan PBB untuk perlindungan anak, UNICEF, menyatakan keprihatinan atas penculikan di Jangebe dan siswa sekolah lainnya di Nigeria.

“Kami marah dan sedih. Ini pelanggaran berat terhadap hak-hak anak dan pengalaman mengerikan yang harus dilalui anak-anak. Penculikan ini berefek jangka panjang pada kesehatan mental dan kesejahteraan mereka,” ujar Peter Hawkins, perwakilan UNICEF di Nigeria.

UNICEF mengutuk penculikan dan meminta pelaku segera melepaskan anak-anak perempuan tersebut. UNICEF juga meminta pemerintah Nigeria mengambil langkah-langkah untuk memastikan pembebasan sandera dengan aman dan keselamatan semua pelajar lainnya di Nigeria.

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *