China Tangkap Jurnalis Australia dengan Tuduhan Spionase

Menurut hukum pidana China, memberikan rahasia negara ke luar negeri akan dihukum penjara antara lima hingga 10 tahun, atau lebih lama dalam kasus-kasus serius.

Polisi Hongkong membawa Pemimpin Redaksi Apple Daily Ryan Law dengan tangan terikat ke belakang. (Foto: AP)

BNOW ~ Pemerintah China tangkap jurnalis Australia Cheng Lei dengan tuduhan spionase.

“Warga Australia Ms Cheng Lei secara resmi ditangkap di China pada 5 Februari, setelah enam bulan penahanan,” ujar Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, Senin, 8 Februari 2021.

Payne menyebutkan China memberi tahu bahwa Cheng ditangkap karena dicurigai memberikan rahasia negara secara ilegal ke luar negeri. Namun, China tak merincikan lebih lanjut terkait hal itu.

Cheng ditahan sejak 13 Agustus 2020. Pejabat Kedutaan Besar Australia, kata Payne, telah mengunjungi Cheng enam kali sejak penahanannya. “Terakhir pada 27 Januari 2021, sesuai perjanjian konsuler bilateral Australia dengan China.”

Pemerintah Australia, kata Payne, telah menyampaikan keprihatinan serius tentang penahanan Cheng. “Termasuk tentang kesejahteraan dan kondisi penahanannya. Kami berharap standar dasar keadilan, keadilan prosedural dan perlakuan manusiawi dapat dipenuhi, sesuai dengan norma internasional.”

Cheng, 45 tahun, bekerja sebagai pembawa berita bisnis di China Global Television Network atau CGTN yang sebelumnya dikenal sebagai CCTV-9 dan CCTV News.

CGTN merupakan saluran berita internasional berbahasa Inggris yang berbasis di Beijing yang dimiliki oleh China Central Television atau CCTV; perusahaan penyiaran milik negara di bawah kendali Departemen Publisitas Partai Komunis China.

Cheng yang lahir di Provinsi Hunan di Tiongkok selatan, bermigrasi ke Australia bersama orang tuanya saat masih anak-anak.

Sebagai jurnalis CGTN, dia bersemangat mempromosikan hubungan lebih baik antara kedua negara, dan menyoroti kisah sukses ekonomi China.

Namun, tahun lalu Cheng membuat komentar kritis di halaman Facebook tentang pejabat pemerintah China. Dia mengejek salah seorang kader Partai Komunis China yang mengatakan warga harus berterima kasih.

Posting terakhirnya di WeChat, aplikasi jejaring sosial China, menunjukkan Cheng hadir pada pembukaan gerai Shake Shack di Beijing pada 12 Agustus, restoran pertama yang dibuka di Tiongkok oleh jaringan pengusaha Amerika Serikat.

Makin Memicu Ketegangan

Menurut hukum pidana China, memberikan rahasia negara ke luar negeri akan dihukum penjara antara lima hingga 10 tahun, atau lebih lama dalam kasus-kasus serius.

Penangkapan Cheng tampaknya makin meningkatkan ketegangan kedua negara yang telah lama panas. Penangkapan atas tuduhan bermuatan politik itu terjadi ketika kedua negara berselisih dalam serangkaian pertengkaran yang telah mendorong hubungan ke titik terendah dalam beberapa dekade.

Di sisi lain, kemampuan Australia untuk menjamin pembebasan Cheng melalui diplomasi tampaknya sangat terbatas.

Beberapa tahun terakhir, Australia berusaha menghalangi China dari aktivitas membangun pengaruh di antara populasi besar migran baru dari Tiongkok di negaranya.

Australia juga membuat marah China dengan menolak partisipasi raksasa teknologi China, Huawei, dalam pembangunan jaringan 5G Australia.

Tahun lalu, Australia memimpin seruan untuk penyelidikan internasional tentang asal-usul dan jalannya pandemi virus corona, yang membuat marah China. Sebaliknya, China membatasi impor barang Australia seperti anggur, batu bara, dan barley.

Selain jurnalis, sebelumnya China juga tangkap warga Australia keturunan Tionghoa, Yang Hengjun dengan tuduhan serupa. Yang, seorang penulis dan pengusaha yang juga dikenal sebagai Yang Jun, ditahan di Tiongkok sejak awal 2019. Tahun lalu ia didakwa atas tuduhan spionase.

Sementara itu, dua warga Kanada—mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor—sedang menunggu persidangan di China atas tuduhan mata-mata.

China diduga menggunakan Kovrig dan Spavor sebagai pion untuk memaksa Kanada menolak ekstradisi Meng Wanzhou, seorang eksekutif Huawei. Wanzhou akan diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuduhan penipuan.[]

Diperbarui pada ( 15 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *