China Dituduh Curi Data Lewat Proyek Kabel Bawah Laut

Proyek senilai 72,6 juta USD tersebut didukung oleh Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.

Ilustrasi kabel serat optik bawah laut. (@businessinsider.com)

BNOW ~ China dituduh mendukung investasi swasta dalam proyek kabel bawah air di kawasan Pasifik untuk memata-matai negara asing dan mencuri data dari mereka.

Dilansir Newsweek, juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan China berencana “memonopoli” jaringan komunikasi di Pasifik untuk mencuri data berharga dari para pesaingnya.

Sebelumnya, Reuters melaporkan Amerikat Serikat telah memperingatkan negara-negara di kepulauan Pasifik agar tidak memberikan kontrak pembangunan kabel internet bawah laut kepada perusahaan-perusahaan yang terkait dengan China.

Amerika memperingatkan tentang ancaman keamanan yang ditimbulkan dari tawaran potongan harga oleh perusahaan China.

Kontrak ini terkait Proyek Konektivitas Kiribati atau Kiribati Connectivity Project (KCP).  Proyek ini dirancang pada 2017 untuk meningkatkan komunikasi ke negara kepulauan Nauru, Negara Federasi Mikronesia, dan Kiribati.

Para penawar proyek di antaranya NEC Jepang, Nokia Finlandia, Alcatel Submarine Networks di Prancis, dan Huawei Marine. Sekarang mayoritas saham Huawei Marine dimiliki perusahaan China lainnya setelah dilepas dari Huawei Technologies.

Amerika mengklaim perusahaan yang didukung China meremehkan pesaingnya dalam mendapatkan akses ke proyek kabel di wilayah Pasifik demi memperluas pengaruh.

Proyek kabel KCP akan terhubung ke jaringan HANTRU-1 yang melayani Guam, wilayah milik Amerika di kawasan Pasifik, yang secara strategis berdekatan dengan China, Korea Utara, dan seluruh Asia Timur.

"<yoastmark

Proyek senilai 72,6 juta USD tersebut didukung oleh Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.

Menanggapi tuduhan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan Amerika berusaha mencoreng nama baik perusahaan China.

Beberapa bulan sebelumnya, Google dan Facebook membatalkan rencana menyambungkan LA dan Hong Kong melalui kabel broadband internet sepanjang 8.000 mil. Kabel tersebut rencananya untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan internet.

Keputusan pembatalan diambil setelah Departemen Kehakiman Amerika secara resmi merekomendasikan agar jaringan bagian Hong Kong dicabut dengan alasan keamanan nasional.

Ini pertama kalinya proyek kabel semacam itu ditolak dengan alasan keamanan nasional. Sebuah tanda meningkatnya ketegangan antara Amerika dan China.

Seluruh Negara Bisa Dibuat Offline

Di bawah laut seluruh dunia ada lebih dari 350 kabel yang terentang sepanjang 1,2 juta kilometer sebagai pembawa sinyal telekomunikasi.

Sebagian besar jalur kanel dikuasai oleh perusahaan telekomunikasi swasta, termasuk raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft. Lokasi kabel mereka, yang dibangun selama beberapa dekade, dapat dengan mudah diidentifikasi di peta publik.

Meskipun penting, hanya sedikit upaya yang dilakukan untuk menjaga dan melindungi kabel bawah laut tersebut.

Pada 2018, pakar keamanan siber mengatakan kepada Insider tinggal menunggu waktu saja kapan peretas mengakses kabel-kabel tersebut dan mengancam membuat jaringan komunikasi di seluruh negara offline.

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *