Tutorial Membuat Website Berkelas Modal Ceban

Namun, seperti bak pepatah, “tak ada makan siang gratis”, setiap fitur yang gratis di dunia maya pasti fungsinya terbatas.

Tutorial cara membuat website gratis.

Pemerintah secara masif mendorong UMKM untuk go digital ketika memasarkan produk. Slogan ini beberapa tahun terakhir hingar-bingar di tengah masalah-masalah IT yang menerpa dan mendera bangsa ini (you know what i mean-lah). Masalahnya, Bree, slogan dan dorongan itu saja tidak cukup coz tak semua pelaku UMKM melek digital. Butuh effort dan skill khusus karena digital berhubungan dengan dunia code. Belum lagi harus merogoh kecek lebih dalam untuk meng-online-kan produk jadi buatan UMKM ke dunia dot com. Dari mana duitnya?!

Kalau mau cara gampang, sih, sekarang ada barang yang mau diuangkan, cukup celupin (cekrek lalu uploading) ke marketplace. Tinggal pilih mau celupin ke toko merah, biru, hijau, dan orange, semua olshop tersebut valuasinya sudah pada tumbuh bak tanduk unicorn. Tidak perlu ragu lagi karena layanan dan infrastuktur yang disediakan sangat komplit; dari pembayaran, pengiriman hingga promosi.

Maka, saat ini marketplace menjadi solusi ter-tokcer untuk direct selling produk jadi UMKM dari mana saja tampa terikat tempat dan waktu, asal ada handphone plus quota internet. Tapi jangan lupakan yang satu ini: teori jarum dalam jerami. Semakin besar timbunan “jerami” di marketplace, bakal kian kecil peluang “jarum” ditemukan pembeli.

Saat ini ada jutaan jarum produk mejeng di marketplace. Belum lagi produk yang sama di-resale ulang oleh pelaku dropshipper, bikin buyer makin selektif meng-checkout orderannya.

Terlalu banyak pelaku online shopper di marketplace membuat persaingan harga tak bisa dibendung. Untuk menarik hati pembeli, seller pun larut dalam pertarungan perang harga antara kompetitor dan dropshipper. Ibarat cinta segitiga, bila tak diselesaikan sesegera mungkin, akan semakin berdarah-darah. Untuk keluar dari persaingan sengit yang tak ada habisnya, produk yang sudah nempel merek membutuhkan story telling yang kuat, demi menaikkan branding.

Di benak konsumen, membeli produk berarti pilih yang bermerek. Tak terkecuali produk UMKM. Produk bermerek memiliki nilai dan kesan serta reputasi yang harus dipertahankan. Untuk meningkatkan nilai, kesan dan reputasi produk, pelaku usaha wajib melakukan branding produknya. Salah satu tempat yang mudah dan murah untuk kampanye branding produk, apalagi kalau bukan internet. Memanfaatkan internet untuk membangun branding produk disebut juga digital branding.

Ada banyak pilihan platform di internet untuk digital branding itu sendiri, seperti konten media sosial, video YouTube dan laman website. Di antara ketiganya, salah satu medium paling tepat untuk branding produk dengan strategi story telling, tak lain dan tak bukan, adalah dengan halaman website.

Hmmm…bikin website? Keluar cuan lagi dong!?

Tidak juga. Jangan lupa kalau dunia maya tempat yang paling banyak gratisnya, ketimbang dunia nyata. Website pun bisa dibuat di banyak platform gratisan. Nama-nama seperti Blogspot, Medium, WordPress, dan Wix adalah penyedia layanan gratis untuk pembuatan website.

Namun, seperti bak pepatah, “tak ada makan siang gratis”, setiap fitur yang gratis di dunia maya pasti fungsinya terbatas. Begitu juga dengan “subscribe itu gratis”. Kita yang diimbau mengeklik lonceng merah, eh, Si Atta yang cuan adsense. Kimak kali, kan?

Nah, meskipun layanan website gratis juga banyak, tapi lebih baik tidak terlalu tergiur untuk memakainya, mengingat persaingan di dunia website semakin ketat. Merujuk data, diperkirakan hingga 2024, 30 juta UMKM Indonesia go digital. Ini artinya, website UMKM yang cuma bermodal tampang layanan gratis kemungkinan besar akan tenggelam begitu saja. Sepertinya tenggelamnya pasukan Firaun di Laut Merah. Walaupun menerapkan teknik blue ocean strategy sekalipun, karena pertempuran di samudera SEO menjadi lebih berdarah-darah, pak.

Template landing page website UMKM.
Template landing page website.

Pengguna internet di mana pun mengandalkan Google kala mencari solusi berbagai problema yang dihadapi. Mulai dari soal skin care pemutih wajah, VGA bekas mining, tutup pentil ban motor, bubuk kopi aman di lambung, bahkan urusan menjawab PR anak SD juga cari di Google.

Paham sendiri dong, apapun masalahnya mbah Google solusinya.

Google memberi jawaban berdasarkan data indeks yang dikumpulkan dari puluhan juta alamat website. Jarang hasil pencarian produk tampil berdasarkan list feed Instagram maupun status Facebook, kecuali data kata kuncinya memang sepotong saja.

Salah satu syarat bisa nangkring di halaman pertama pencarian Google, sebuah website haruslah aktif dengan nama domain yang unik. Domain sama dengan brand.

Jadi, sebagus-bagusnya digital branding dengan laman website, sebaiknya tidak memakai platform gratisan. Tetap harus mengeluarkan sedikit duit untuk mendaftar nama domain yang unik, dan setelah itu menyewa space server.

Sedikitnya, harus mengeluarkan isi kocek Rp330 ribu untuk membuat website dengan masa aktif 1 tahun. Rinciannya, Rp150 ribu untuk register domain ber-ektensi .com dan sewa hosting Rp150 ribu kuota 500 MB, sisa Rp30 ribu dipotong pajak 10 persen.

Perkiraan harga ini berdasarkan paket hosting termurah dari Niagahoster dan website dengan harga tersebut dibuat sendiri. Kalau memakai jasa web developer, tentu budgetnya bukan Rp500 ribuan ya, minimal 5 jutaan.

Apa…? Mengeluarkan bujet 300 ribuan aja berat, apalagi 5 juta untuk membuat website!??

Tenang… tenang… Saya paham maksudnya, perekonomian lagi melambat saat ini, apalagi setelah pandemi, dihantam resesi pula. Maunya, tutorial cara membuat website gratis, kan?

Baiklah, kalau itu yang diminta, saya akan menjelaskan cara membuat website secara gratis, tapi berkelas, pakek domain unik sendiri, dengan biaya yang dikeluarkan 0 rupiah.

Tidak…!!! Sekali lagi tegaskan, tidak ada makan siang gratis, nasi bungkus Minang saiyo saja satu porsi Rp25 ribu, Pak.

Begini deh, cari win-win solution. Siapkan bujet Rp10 ribu, maka akan saya pandu cara bikin website secara gratis plus quota hosting 1 GB.

Kok bisa??? Makanya ikuti terus tutorial panjang ini. Jangan bosan bertanya lewat kolom komentar. Support penulis tutorialnya. Dukung terus website yang easy but spicy ini.

Next tulisan kedua: Kenapa Harus Hugo, Bukannya WordPress?

Diperbarui pada ( 6 September 2022 )

Facebook Komentar

2 thoughts on “Tutorial Membuat Website Berkelas Modal Ceban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *