Peneliti Temukan Australotitan Cooperensis, Spesies Baru Dinosaurus Terbesar di Dunia

Ahli paleontologi Australia akhirnya mengidentifikasi spesies dinosaurus baru yang ditemukan di benua itu adalah sauropoda leher panjang.

Scott Hocknull dan Robyn Mackenzie berpose dengan rekonstruksi 3D dan tulang humerus Australotitan cooperensis. Foto: Eromanga Natural History Museum Handout via Reuters

BNOW ~ Ahli paleontologi di Australia akhirnya dapat mengidentifikasi spesies dinosaurus baru yang ditemukan di benua itu adalah sauropoda berleher panjang. Tulang belulang binatang purba itu ditemukan peternak sapi pada 2006 tapi baru sekarang misterinya terkuak.

Temuan itu dipublikasikan dalam jurnal PeerJ yang terbit pada Senin, 7 Juni 2021. Para ahli mengklaim sauropoda salah satu dinosaurus terbesar di dunia, dan termasuk dalam kelompok “elit” titanosaurus yang sebelumnya hanya ditemukan di Amerika Selatan.

“Itu dinosaurus pemakan tumbuhan, memiliki leher dan ekor yang serta memiliki tampilan brachiosaurus yang khas. Tapi itu sangat besar. Itu adalah titanosaurus,” ungkap Scott Hocknull, paleontolog di Museum Queensland dan salah seorang penulis jurnal tersebut.

Dinosaurus itu diperkirakan hidup pada periode Cretaceous, antara 92 juta dan 96 juta tahun lalu ketika benua Australia masih menyatu dengan Antartika. Para ahli memperkirakan tinggi sauropoda mencapai lima hingga 6,5 meter dan panjangnya 25 hingga 30 meter. Atau sepanjang lapangan basket dan setinggi gedung dua lantai. Sementara beratnya sekitar 67 ton.

Tulang fosilnya ditemukan di daerah Cekungan Eromanga di barat daya Queensland. Makanya, peneliti menamakan dinosaurus itu “Australotitan cooperensis”. Mereka menggabungkan kata “titan” dengan “cooper”, nama sungai dekat tempat ditemukannya tulang sauropoda dekat sebuah peternakan sapi. Namun, sejak penemuan tulangnya, kerap disebut Cooper saja.

“Itu dinosaurus terbesar yang pernah berjalan di bumi, berdasarkan perbandingan ukuran tungkai yang diawetkan,” ujar Robyn Mackenzie, yang menemukan tulang belulang sauropoda itu saat menggembalakan ternak bersama suaminya Stuart. Kini Mackenzie mendirikan Museum Sejarah Alam Eromanga untuk menampung temuan tersebut.

Baca Juga: Jalan-jalan di Pantai, Gadis 4 Tahun Temukan Jejak Dinosaurus

“Penemuan ini hanyalah puncak gunung es,” ujar Hocknull seperti dilansir Reuters. Sejak penggalian fosil dinosaurus dimulai di Cekungan Eromanga, dua sauropoda besar lainnya juga telah ditemukan. Mereka dijuluki George dan Zac.

Konfirmasi spesies baru itu menandai perjalanan panjang sejak penggalian tulang belulang Cooper dan membandingkannya dengan kerangka dinosaurus lain. Tulang-tulang dinosaurus yang sangat besar, berat dan rapuh, disimpan di museum di seluruh dunia. Hal ini membuat studi ilmiah menjadi sulit.

Tim dari Museum Sejarah Alam Eromanga dan Museum Queensland menggunakan teknologi digital baru untuk pertama kalinya berupa pemindaian tiga dimensi setiap tulang dinosaurus sebagai bahan perbandingan.

“Bila Anda memiliki tulang dinosaurus seberat 200 kilogram, tidak bisa begitu saja memasukkannya ke dalam mobil dan membawa ke museum lain untuk perbandingan. Jadi, kami menggunakan teknologi 3D untuk memindai tulang, sehingga saya bisa membandingkannya di museum dan koleksi yang berbeda di Queensland serta tempat lain,” ujarnya kepada Al Jazeera.

Prosesnya memakan waktu bertahun-tahun. Namun, selama itu Hocknell dan timnya sudah mengetahui kalau sauropoda jenis itu tidak hanya berbeda tapi juga spesies dinosaurus terbesar di Australia.

Penelitian tersebut juga menemukan Australotitan berkerabat paling dekat dengan tiga sauropoda lain yang hidup di Australia selama Periode Kapur atau Cretaceous. Ketiganya adalah Wintonotitan, Diamantinasaurus, dan Savannasaurus—salah satu sauropoda yang lebih kecil. “Itu berarti mereka satu keluarga besar yang bahagia,” ujarnya.

Baca Juga: Posum Terkecil Dunia Ditemukan di Australia

Australotitan cooperensis kemungkinan juga berbagi hubungan dengan titanosaurus dari Amerika Selatan dan Asia. Mungkin, kata Hocknull, hewan-hewan itu melakukan perjalanan antar benua dari Amerika Selatan melalui Antartika selama periode pemanasan global. “Atau, mereka mungkin berpindah melintasi kepulauan kuno. Pulau yang pada akhirnya membentuk wilayah Asia Tenggara dan Filipina saat ini.”

Hocknull memprediksi spesimen dinosaurus yang lebih besar akan ditemukan karena Sauropoda umumnya dimangsa oleh Theropoda besar. “Kami telah menemukan beberapa dinosaurus Theropoda kecil di Australia … tetapi mereka tidak akan mengganggu Australotitan. Ini menunjukkan ada dinosaurus pemangsa yang sangat besar di suatu tempat. Kami hanya belum menemukannya.”

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *