Foto Tak Senonoh Selir Raja Thailand Disebar ke Publik

Koi diberi gelar ‘chao khun phra’ atau permaisuri bangsawan kerajaan pada 2019. Gelar sempat dicopot karena dituduh berusaha melemahkan posisi Ratu Suthida.

Pengunjuk rasa di Thailanda. (@crikey.com.au)

BNOW ~ Telepon seluler Sineenat ‘Koi’ Wongvajirapakdi, selir Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, diduga diretas. Lebih dari seribu foto yang tersimpan dalam memori telepon menyebar ke publik.

Sebagian besar gambar-gambar itu memperlihatkan Koi dalam pose, yang hmmm … tak senonoh.

Foto-foto itu sekarang tersebar di kalangan aktivis anti-monarki. Salah satunya jurnalis Inggris, Andrew MacGregor Marshall, yang rutin mengkritik tentang monarki Thailand.

Marshall menerima surat Agustus lalu yang dalam amplopnya berisi kartu SD yang memuat 1.443 foto Koi. “Foto-foto itu jelas dari ponsel Koi,” tulis Marshall di Facebook.

“Sebagian besar foto diambil sendiri, lusinan di antaranya sangat eksplisit. Sepertinya dia telah mengirim foto ini ke Vajiralongkorn.”

Walaupun berada di posisi berlawanan, Marshall tidak akan mempublikasikan foto-foto Koi itu. Menurutnya itu pelanggaran privasi yang tidak dapat dibenarkan dalam hal memberikan informasi baru yang penting dan berharga kepada publik.”

Gambar-gambar itu juga bocor ke Pavin Chachavalpongpun, seorang akademisi Thailand yang juga kritis terhadap monarki. Chachavalpongpun kini tinggal di Jepang dan menghadapi tuntutan pidana di Thailand setelah mengkritik monarki.

Chachavalpongpun memutuskan merilis beberapa gambar untuk mengekspos sisi lain dari monarki. Namun, yang disebarnya bukan foto telanjang melainkan beberapa gambar Koi memamerkan ketiaknya yang belum dicukur.

Gelar Permaisuri

Koi diberi gelar ‘chao khun phra’ atau permaisuri bangsawan kerajaan pada 2019. Gelar itu sempat dicopot karena Koi dituduh berusaha melemahkan posisi Ratu Suthida, istri resmi Vajiralongkorn.

Koi dipenjara lalu dibebaskan karena tuduhan tidak terbukti. Setelah berdamai dengan raja, gelar kerajaan dan militernya diberikan kembali.

Penyebaran foto itu bertepatan dengan kembalinya dukungan kerajaan terhadap Koi. Diduga untuk menyabotase kepulangannya sebagai permaisuri Vajiralongkorn.

Ini pertama kalinya dalam hampir satu abad seorang Raja Thailand mengambil seorang permaisuri, setelah raja menikahi istri keempatnya, Ratu Suthida awal 2019.

Baik Ratu Suthida, 42 tahun, dan Koi, 35 tahun, pernah menjabat sebagai perwira senior di Unit Keamanan Istana. Suthida sebelumnya Pramugari Thai Airways dan Koi perawat Angkatan Darat.

Koi pernah berlatih pilot baik di Thailand dan luar negeri. Pada 2019 dia dianugerahi pangkat mayor jenderal.

Raja Vajiralongkorn, 68 tahun, memiliki tujuh anak dari tiga pernikahan sebelumnya, yang semuanya berakhir dengan perceraian.

Penyebaran foto itu sangat mencengangkan karena dua bulan sebelumnya, situs web istana merilis sejumlah foto Koi bersama raja. Baik dalam pose kasual maupun foto-foto yang sangat intim seperti berpegangan tangan.

Selama beberapa bulan terakhir Thailand telah menyaksikan sejumlah besar demonstrasi yang menuntut reformasi monarki.

Koi dilihat sebagai sosok yang membantu raja mendapatkan kembali popularitasnya yang tercemar. Dia telah dipuji karena kecantikan, kemudaan, dan perilaku yang ceria.

“Dia digunakan sebagai alat humas untuk memproyeksikan citra yang baik, dan citra keluarga yang bahagia. Tapi jelas ada konflik di dalam tembok istana antara kedua wanita itu,” duga Chachavalpongpun.[]

Diperbarui pada ( 21 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *