Antara XAMPP dan MAMP, Pilih Mana?

Untuk urusan tampilan akan ada seribu alasan para fanboy menolak XAMPP. Mungkin itulah alasan programmer pro di luar sanah kurang suka sama XAMPP.

XAMPP Versus MAMP

~ Mamam tuh, Dek . . .

Blogger dan programmer website sepakat wajib pasang Apache, MySQL dan PHP server yang disingkat menjadi LAMP atau XAMPP untuk desktop. LAMP untuk yang bermadzhab Linux dan turunan-turunannya, sedangkan XAMPP bagi pengikut aliran Windows. Bagaimana dengan para fanboy—sebutan untuk penggila produk Apple buah karya Steve Jobs? Tenang untuk para penyembah Apple ada MAMP PRO.

Apa itu Apache? Suku asli Indian Amerika yang dikenal karena keahlian dan strategi perangnya. Ya, betul. Tapi yang dimaksud di sini bukan itu. Apache adalah sebuah web server yang open source. Semua orang dapat menggunakannya secara gratis, bahkan bisa mengedit kode programnya.

Apa fungsi utama Apache? Bukan berperang tentu saja tapi menghasilkan halaman website yang benar sesuai kode PHP yang dibuat oleh seorang programmer.

Lalu, PHP itu Pemberi Harapan Palsu, Bang? Lagi-lagi bukan. PHP salah satu dari sekian banyak bahasa pemograman untuk membuat aplikasi. Awalnya PHP kependekan dari Personal Home Page lalu kemudian berubah jadi Hypertext Preprocessing (ada juga yang menyebutnya Hypertext Pre-processor).

Jadi website dan aplikasi yang Breeders pakai sehari-hari di smartphone, desktop atau laptop, itu menggunakan salah satu bahasa program. Bisa PHP, Java, Perl, C, Visual Basic, ular Phyton, C++, JavaScript, dan lain-lain. Bahasa ini berbentuk kode-kode dan duduk manis dalam sebuah ceruk yang disebut back end sebuah aplikasi. Bayangkan saja kalau Facebook yang Breeders buka tiap jam itu wujudnya cuma kode-kode? Pasti bikin merinding.

Terus MySQL itu nama mantan, ya, Bang? MySQL itu perangkat lunak untuk mengolah database. Kerap kali digunakan bersama PHP tapi juga mendukung sistem manajemen database yang lain. SQL singkatan dari Structured Query Language.

Nah, XAMPP, LAMP, dan MAMP PRO yang disebut di atas itu sudah mengandung
Apache, PHP, dan MySQL di dalamnya. Tidak tahu berapa bulan sudah kandungan itu tapi yang pasti sejak XAMPP, LAMP, dan MAMP PRO dibuat.

XAMPP merupakan singkatan dari Apache, MySQL, PHP dan Perl. Loh, X-nya ke mana? X ini maksudnya program tersebut dapat dijalankan pada banyak sistem operasi seperti Windows, Linux, dan Mac. Namun yang paling umum dipakai di Windows.

Di dunia para programmer, banyak yang tidak sreg dengan XAMPP ini. Terutama para fanboy yang saban hari berkutat dengan macOS yang perfeksionis luar dalam termasuk detail tampilan aplikasinya.

Banyak yang merekomendasi MAMP PRO ketimbang XAMPP. MAMP PRO cool. Kenapa XAMPP kurang mendapat sambutan karena GUI (Graphical User Interface) atau tampilan antarmukanya itu tidak necis. Jadi kurang eye cacing, eh, catching dengan GUI macOS.

Tampilan Panel XAMPP di macOS

GUI panel XAMPP klasik abis, copy paste versi Windows, OS kesayangan Microsoft. Macam kudislah kalau di-install di iMac. Kenapa demikian? Kembali lagi ke selera para fanboy, ferfecto luar dalam.

Untuk urusan tampilan akan ada seribu alasan para fanboy menolak XAMPP. Mungkin itulah alasan programmer pro di luar sanah kurang suka sama XAMPP.

Padahal XAMPP sudah mantap untuk dijadikan PHP server standalone di komputer pribadi dan sudah powerfull sekali untuk running dan debuging aplikasi sebelum live version. Pokoknya oke deh XAMPP untuk Breeders yang ingin membuat blog bermesin WordPress dan program PHP lainnya.

Kalau menurut saya sebagai programmer cacingan—ngebut ngoding kalau perut lagi pas cacingan, kalau sudah minum kombantrin, jangankan koding, buka komputer saja malas—keduanya bagus. Dua-duanya saya rekomendasi. Karena saya sudah pakai juga dalam waktu yang lama, tapi tidak bersamaan lho. Aplikasi ini sangat sensitif bila disanding bersama dalam satu sistem, mereka sering bentrok port.

Dulu, pertama kali beralih ke macOS, saya pasang XAMPP karena sudah familiar saat menggunakannya di Windows. Namun, beberapa tahun kemudian setelah install ulang mac, baru saya pasang MAMP PRO.

Jadi pilih mana? XAMPP atau MAMP PRO? Biar adil luar dalam perbandingan review Breedie kali ini, maka harus di-compare masing-masing plus minusnya.

XAMPP

+ Sangat cepat proses running server.
+ Simple. Versi Mac malah lebih simple lagi karena tidak ada pilihan suntikan aplikasi bloatware bitnani.
+ GUI tidak banyak setting, tinggal start, dan restart dan stop.
+ Sudah ada navigasi untuk lompat cepat ke htdocs dan phpmyadmin.

– Tampilan control panel nya klasik abis, jendela Windows banget. Versi terbaru XAMPP 7.2 malah lebih jelek lagi.
– Sering error entah berantah yang nggak jelas.
– Adanya suntikan app pihak ketiga. Pilihan ini bisa dilewati saat instalasi. Bila tak jeli, ya pasti ikut terinstall juga.

Control Panel MAMP

MAMP PRO

+ Tampilan MAMPRO lebih bagus. Namanya juga app khusus buat Mac, ya pasti harus sesuailah dengan guideline produk apple inc.
+ Selain tombol start, stop dan restart, ada tombol navigasi untuk memudahkan lompat ke folder htdocs, phpmyadmin, dan lain-lain.

– Appnya berbayar, walau versi gratis tetap di-release. Sama saja app bernama pro masak pasang yang tidak pro alias versi gratisan. Ini bagaikan pengantin baru nikah, gagal naik ke bulan gara-gara pasangan keburu datang bulan. Ngerti kan maksud saya?
– Start kalah cepat sama proses XAMPP. (Hal ini bisa berbeda bila di jalankan di Mac pro yang lebih tinggi.)
– Kurang powerful sebagi server, padahal icon MAMP PRO berlambang gajah. Saat kita refresh web yang dibukan dengan peramban Mozilla, seolah Firefox menarik gajah. Gajah mati pula. Khak.
– Mac tidak mau shutdown kalau MAMP PRO belum stop running server. Apabila Breeders keburu pencet shutdown – oke, lalu langsung angkat pantat dan lupa stop running server, MySQL, kemudian quick MAMPRO, begitu balik lagi Mac masih bertahan di MAMP PRO yang still running. Hah…

Itulah kurang lebih, lebih kurang dua aplikasi untuk running Apache server di sisi desktop. Jadi pilih mana Breeders? Kalau saran saya sebagai programmer cacingan, pasang MAMP PRO biar kelihatan pro. Toh, yang Breeders jalankan cuma tes pasang theme WordPress, kan? Bagi yang pakai Windows bagaimana? Tenang, sudah ada MAMP PRO untuk versi Windows.

Kalau Breeders ngotot pasang XAMPP boleh juga sih. Saya nggak mau melarang, Breeders sendirilah yang menentukan, tulisan ini hanya hiburan. Tapi pasang yang versi lama saja, masih memakai PHP lima. Saya baru saja dibikin susah oleh XAMPP 7.2, sudah jelek panelnya banyak errornya saat bongkar pasang theme WordPress.

Saya mau balik lagi ke MAMP PRO, biar lambat asal selamat. Kalau pun sedikit lambat, yang narik gajah kan bukan saya, Firefox lah. Saya tinggal seruput kopi.

Oya, sebelum saya akhiri di sini, pembaca Breedie boleh skip terus lanjut tekan tombol berbagi. Karena Breedie itu “easy but spicy”, yang mengerti sekali kalau Breeders tidak suka twit yang wara-wiri nggak jelas.

Kalau mau lanjut dikit lagi, coba Breeders tengok ke LAMP, XAMPP dan MAMP PRO. Fokus ke inisial L diawal LAMP jelas untuk linux, M jelas juga untuk Mac, nah inisial X ini kok malah untuk Windows. Ada yang bisa jelaskan, kenapa bisa begini? Atau jangan-jangan sudah duluan diambil sama WAMP—alternatif lain XAMPP untuk Windows.

Saran saya satu lagi, jangan pernah pasang WAMP di Windows Breeders ya, walaupun alasanya lebih cepat dari XAMPP, pokonya jangan. WAMP itu susah, biar untuk laptop Windows saya saja.

Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *